![]() |
Webinar Penelitian Jamu Modern Berkualitas untuk Kesehatan Masyarakat & Export- yang diselenggarakan oleh GP. Jamu besama Krista Exhibitions pada Senin, 31 Agustus 2020. |
OMAIdigital.id- "Mari kita tingkatkan pengembangan Obat Modern Asli Indonesia melalui uji pra klinik maupun uji klinik. Untuk itu, saya mengajak para peneliti, akademisi, maupun industri untuk bekerjasama melakukan penelitian dan pengembangan, agar dapat bersaing dengan produk negara lain," ungkap Menteri Kesehatan RI., Dr. dr. Terawan Agus Putranto, Sp.Rad.(K).
Menkes menyampaikan hal tersebut pada saat memberikan sambutan pada Webinar "Penelitian Jamu Modern Berkualitas untuk Kesehatan Masyarakat & Export" yang diselenggarakan oleh GP. Jamu besama Krista Exhibitions pada Senin, 31 Agustus 2020.
Tampil sebagai keynote speaker, Jaya Suprana (Ketua Dewan Pengawas GP Jamu). Pembicara yang tampil:
- Dra. Engko Sosialine Magdalene, Apt., M.Biomed (Dirjen Kefarmasian & Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan RI), diwakilkan kepada Dita Novianti Sugandi, Topik: Penyediaan Obat Tradisional untuk Kesehatan Masyarakat.
- Dr. Fenny Yunita, M.Si., Ph.D. (PPKESTRAKI - PDHMI), Topik: Perkembangan Interkolaborasi Penelitian Jamu Era COVID.
- Rachmat Sarwono (Direktur PT. Borobudur Industri Jamu), Topik: Kombinasi Mastin & Sambio untuk Menjaga Stamina & Daya Tahan Tubuh di Era New Normal
- Edward Basilianus, SE., MM. (Nucleus Farma), Topik: Supplement Superpoten Antioxidant
- apt. Drs. Victor S. Ringoringo, SE., MSc. (PT. Deltomed), Topik: Tantangan & Peluang Ekspor Jamu Indonesia
Moderator: Thomas Hartono, Dipl.Ing (Wakil Ketua Umum GP Jamu), Christina Sudjie (CMO Krista Exhibitions).
- Berita Terkait: Periset OMAI Terpilih Sebagai Peneliti Terbaik SINTA 2020
- Berita Terkait: OMAI Konsep Bersama Brand Obat Herbal Indonesia
- Berita Terkait: Wapres Jusuf Kalla Serahkan Anugrah Kekayaan Intelektual 2018 kepada DR. Raymond Tjandrawinata
OMAI Telah Diekspor Ke Berbagai Negara
Menkes menambahkan bahwa saat ini terdapat 11.000 jamu yang beredar di Indonesia. Namun, hanya 80 produk obat tradisional yang terdaftar di Indonesia sebagai obat herbal terstandar (OHT) atau Fitofarmaka melalui uji klinik dan uji praklinik.
Hal ini menunjukan, bahwa belum banyak industri obat tradisional yang berupaya mengembangkan produknya menjadi Obat Modern Asli Indonesia (OMAI).
Salah satu indikator pertumbuhan industri, lanjut Menkes Terawan, adalah kemampuannya untuk melakukan ekspor dalam kurun waktu 10 tahun terakhir, Indonesia telah mampu mengekspor Obat Modern Asli Indonesia (OMAI) ke beberapa negara di dunia, seperti: Kawasan Asia, Afrika, Timur Tengah, bahkan ke Eropa.
"Untuk itu, saya sampaikan apresiasi kepada GP. Jamu dan anggotanya atas prestasinya menembus pasar dunia. Saya berharap, agar ekspor dapat diteruskan dan diupayakan ditengah kondisi pandemi COVID-19, agar dapat terus berkontribusi mendukung perekonomian nasional," ungkap Menkes Terawan lebih lanjut.
Dari webinar ini, Menkes menambahkan, saya berharap akan dihasilkan regulasi yang konstruktif dari pemerintah untuk perbaikan kebijakan melalui deregulasi dan fasilitasi yang mendukung penelitian dan pengembangan Obat Modern Asli Indonesia, tambahnya.
Menkes diakhir sambutan menekankan agar terus mengembangkan Obat Modern Asli Indonesia (OMAI) demi meningkatkan derajat Kesehatan masyarakat dan membawa obat ini ke ranah global. Redaksi OMAIdigital.id