![]() |
Convention on Biological Diversity menyatakan Indonesia sebagai salah satu dari 17 negara megadiverse. |
OMAIdigital.id- Wakil Ketua Komisi IX DPR RI., Emanuel Melkiades Laka Lena menegaskan bahwa demi penguatan Ketahanan Kesehatan Indonesia, Komisi IX DPR RI mendesak Pemerintah untuk memprioritaskan penguatan program dan kegiatan Tahun Anggaran 2022 melalui transformasi Sistem Kesehatan.
"Salah satunya untuk membangun ekosistem dan peta jalan yang realistis untuk kemandirian obat dan alat kesehatan melalui pembangunan industri dalam negeri dengan dukungan regulasi sehingga dapat digunakan dalam pelayanan kesehatan," ungkap Melkiades pada saat menyampaikan paparannya pada Forum Nasional Kemandirian dan Ketahanan Industri Sediaan Farmasi, Senin, 08 November 2021.
Komisi IX DPR RI., lanjut Melkiades, mendorong pemerintah untuk memanfaatkan momentum pandemic COVID-19 dalam mencapai kemandirian farmasi dan alat kesehatan.
"Komisi IX DPR RI mendukung identifikasi kekayaan alam Indonesia yang berpotensi sebagai obat tradisional atau Obat Modern Asli Indonesia (OMAI) yang dapat digunakan dalam pelayanan kesehatan formal untuk meningkatkan derajat kesehatan atau penyembuhan pasien," tegasnya.
- Berita Terkait: Presiden Jokowi Tinjau Stand Obat Modern Asli Indonesia di TEI 2018
- Berita Terkait: Dexa Laboratories of Biomolecular Sciences, Pusat Riset OMAI yang Mendunia
- Berita Terkait: Strategi Mulia DLBS Dexa Medica Memajukan Obat Herbal Indonesia
Pada bagian lain, Melkiades menjelaskan tentang potensi Farmasi di Indonesia, yaitu:
- Convention on Biological Diversity menyatakan Indonesia sebagai salah satu dari 17 negara "megadiverse" karena keanekaragaman hayatinya yang sangat tinggi
- Memiliki potensi yang besar untuk diteliti dan dimanfaatkan sebagai produk Farmasi
- Indonesia memiliki sekitar 3.000 tanaman obat, tetapi baru 23 produk yang masuk dalam kategori melalui uji klinis yang berkhasiat pengobatan
- Saat ini, sebagian besar bahan baku aktif obat masih harus diimpor dari negara lain, karena belum diproduksi di dalam negeri, sehingga menjadi salah satu tantangan yang dihadapi industri farmasi Indonesia. Redaksi OMAIdigital.id