![]() |
| Dexa Group merupakan salah satu perusahaan farmasi yang paling aktif menghasilkan Nomor Izin Edar Obat Modern Asli Indonesia di Indonesia. Salah satunya adalah Herba ASIMOR. |
OMAIdigital.id- Era perdagangan bebas saat ini membuat industri nasional perlu terus melakukan penciptaan teknologi baru, sehingga mampu menjadi tuan di negeri sendiri dan kompetitif di kancah internasional.
Artinya, industri di tanah air harus menghasilkan produk di dalam negeri yang bernilai tambah tinggi, agar mampu menghadapi serbuan produk impor.
Sebagai bentuk apresiasi kepada industri yang menghasilkan produk dengan teknologi tinggi, Kementerian Perindustrian Republik Indonesia memberikan "Penganugerahan Penghargaan Rintisan Teknologi Industri Tahun 2021 , di Jakarta, pada Rabu, 1 Desember 2021. Sebanyak 16 perusahaan dari sejumlah sektor industri diberikan penghargaan ini.
Salah satunya adalah Herba ASIMOR yang diproduksi oleh PT. Dexa Medica. Rintisan Teknologi dari Herba ASIMOR (Galatonol dan Striatin) adalah berupa Fraksi Bioaktif untuk memperlancar ASI Ibu Menyusui.
- Berita Terkait: Presiden Jokowi: Jadikan Keragaman Hayati untuk Kebangkitan Industri Obat Nasional
- Berita Terkait: Cegah Klaster Keluarga, Tingkatkan Imunitas dengan OMAI
- Berita Terkait: Periset OMAI Terpilih Sebagai Peneliti Terbaik SINTA 2020
Menteri Perindustrian RI., Agus Gumiwang Kartasasmita dalam sambutannya menjelaskan bahwa pemerintah proaktif memacu pengembangan industri nasional agar lebih berdaya saing global melalui berbagai instrumen, baik berupa kebijakan maupun pemberian fasilitas fiskal maupun nonfiskal.
Apalagi, sektor industri manufaktur selama ini konsisten memberikan kontribusi signifikan bagi perekonomian nasional.
’’Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mendorong peningkatan daya saing industri nasional adalah melalui kegiatan penciptaan dan pemanfaatan teknologi industri baru secara mandiri," kata Agus Gumiwang Kartasasmita dalam siaran persnya.
Upaya tersebut merupakan salah satu wujud nyata dari implementasi program prioritas pada peta jalan Making Indonesia 4.0. Aspirasi besarnya adalah menjadikan Indonesia masuk dalam jajaran 10 negara dengan perekonomian terbesar di dunia pada tahun 2030.
Menurut Menperin, terdapat setidaknya dua isu utama yang harus dijawab oleh pemerintah dan para pelaku industri terkait inovasi. Pertama, keberpihakan dalam melakukan riset teknologi menuju aplikasi teknologi baru di setiap industri masing-masing. Sebagai gambaran, pada tahun 2020, anggaran belanja riset di Indonesia hanya mencapai 0,31% dari PDB. Dari jumlah tersebut, lebih dari 83%-nya berasal dari anggaran Pemerintah.
"Oleh karena itu, kami mendorong perusahaan industri untuk melakukan kegiatan riset dan pengembangan teknologi agar ketergantungan Indonesia terhadap impor barang modal dan produk hilir dapat diminimalisasi," imbau Menperin.
Kedua, tantangan dalam memastikan berjalannya ekosistem pengetahuan dan inovasi. Untuk menjadi top 10 negara dengan perekonomian terbesar, kita memerlukan Indonesia yang ekonominya berbasis riset dan inovasi. "Ini hanya mungkin terjadi apabila ekosistem riset dan inovasi yang berjalan baik," tegas Menperin.
Hal ini penting karena kontribusi sektor industri terhadap PDB sampai hari ini masih tertinggi. Ekspor sektor manufaktur memberikan kontribusi 75% dari total ekspor nasional. Sehingga perlu mengupayakan, agar produk Indonesia memiliki nilai tambah yang lebih tinggi. Investasi industri manufaktur juga meningkat secara year on year dibandingkan periode Januari-Oktober 2020. Sehingga dapat dikatakan bahwa industri manufaktur merupakan tulang punggung perekonomian nasional.
"Riset dan inovasi yang mengarah kepada teknologi baru industri merupakan faktor utama. Oleh sebab itu, hilirisasi dari riset dan inovasi menjadi sangat penting," jelas Menperin.
Herba ASIMOR Menerima Penghargaan Rintisan Teknologi Industri 2021

Keterangan Foto: Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita bersama Commercial Director PT. Dexa Medica, V. Hery Sutanto pada "Penganugerahan Penghargaan Rintisan Teknologi Industri Tahun 2021. Foto: Dok. Dexa Medica.
Herba ASIMOR yang dikembangkan oleh Dexa Laboratories of Biomolecular Sciences (DLBS) menerima penghargaan Rintisan Teknologi Industri 2021. Penghargaan diserahkan oleh Menteri Perindustrian RI., Agus Gumiwang Kartasasmita kepada Commercial Director PT. Dexa Medica, V. Hery Sutanto.
Menurut Executive Director Dexa Laboratories of Biomolecular Sciences, Dr. Raymond Tjandrawinata, bahwa riset dan inovasi produk di DLBS produk dari bahan baku asli Indonesia. DLBS merupakan pusat riset penemuan dan pengembangan obat yang memanfaatkan makhluk hidup untuk meningkatkan kehidupan manusia.
"Upaya ini sebagai langkah mendorong kemandirian bahan baku obat nasional, sekaligus memberikan nilai tambah bagi perekonomian Indonesia karena memberdayakan para petani hingga ke distributor," ungkapnya sebagaimana dipublikasikan di website Dexa Medica.
Dalam ajang Rintisan Teknologi Industri 2021, DLBS mengusung produk HerbaAsimor yang merupakan produk inovasi saintis Indonesia yang bermanfaat untuk meningkatkan produksi ASI.
HerbaAsimor dibuat dari daun Torbangun, daun Katuk, dan ikan Gabus. Ketiga bahan ini digunakan dalam proses memproduksi Galatonol dan Striatin- yang seluruhnya merupakan budidaya petani Indonesia. "Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) HerbaAsimor sendiri mencapai 81.09%," Raymond menambahkan.
Selain digunakan di Indonesia, sejak Mei 2021, HerbaAsimor juga telah diekspor ke mancanegara salah satunya ke Filipina.
V. Hery Sutanto menjelaskan salah satu peran Dexa Medica sebagai industri farmasi melalui Dexa Laboratories of Biomolecular Sciences (DLBS) adalah mendukung upaya pemerintah untuk mewujudkan kemandirian bahan baku obat-obatan. Hingga kini 95% bahan baku obat masih diimpor, antara lain: dari India, Tiongkok, dan kawasan Eropa.
Dexa Medica secara aktif melakukan inovasi melalui riset dengan teknologi modern untuk mengembangkan produk farmasi berbahan baku alam asli Indonesia. Saat ini, Dexa Group merupakan salah satu perusahaan farmasi yang paling aktif menghasilkan Nomor Izin Edar (NIE) Obat Modern Asli Indonesia (OMAI) di Indonesia.

"Sekitar 87 persen NIE Fitofarmaka adalah kontribusi Dexa Group. Sementara itu, NIE Obat Herbal Terstandar atau OHT sekitar 26% dihasilkan oleh Dexa Group," kata Hery Sutanto. (Sumber Berita: https://www.dexa-medica.com/post/dexa-group-raih-penghargaan-rintisan-teknologi-industri-2021). Redaksi OMAIdigital.id



















