Adopsi Kecerdasan Buatan Mampu Mendongkrak Efisiensi Industri Farmasi Nasional
Tanggal Posting : Jumat, 20 September 2024 | 08:48
Liputan : Redaksi OMAIdigital.id - Dibaca : 1048 Kali
Adopsi Kecerdasan Buatan Mampu Mendongkrak Efisiensi Industri Farmasi Nasional
Berikut ini contoh 10 Kecerdasan Buatan yang dapat dicoba untuk meningkatkan riset dan produksi.

OMAIdigital.id- Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence) membawa perubahan secara revolusioner di sektor industri farmasi, dan bahkan mampu mempercepat riset dan produksi obat secara signifikan.

Adopsi Teknologi Informasi- termasuk AI mampu meningkatkan efisiensi operasional industri farmasi hingga mencapai angka 20%..!

Menurut laporan Deloitte, 94% perusahaan farmasi global sudah mengadopsi AI untuk pengembangan produk.

Di Indonesia, perusahaan besar sektor farmasi- seperti Dexa Group dan industri famasi lainnya- telah memanfaatkan AI untuk riset dan proses produksi mereka.

Bahkan adopsi Teknologi Informasi yang dilakukan oleh Dexa Group mampu meningkatkan efisiensi kegiatan operasional hingga mencapai 20% (Dikutip dari eBook Pharma 4.0 Masa Depan Manufaktur Farmasi, Prof. Raymond R. Tjandrawinata).

Demikian diungkapkan Karyanto, Founder JamuDigital & OMAIdigital saat menyampaikan sharing session pada "Pertemuan Evaluasi Penerapan Aplikasi Logistik Obat dan Pengendalian Ketersediaan Obat" yang diadakan oleh Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan (Ditjen Farmalkes), Kementerian Kesehatan RI. di Lombok, Nusa Tenggara Barat pada 18-21 Septeber 2024.

Dirjen FARMAKES 2024

Keterangan Foto: Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI, Dr. Dra. Lucia Rizka Andalucia, Apt, M.Pharm, MARS saat membuka "Pertemuan Evaluasi Penerapan Aplikasi Logistik Obat dan Pengendalian Ketersediaan Obat" yang diadakan di Lombok, Nusa Tenggara Barat pada 19 September 2024.

Karyanto menambahkan bahwa Pharma 4.0 adalah evolusi dari Industri 4.0 yang diterapkan di bidang industri farmasi. Ini melibatkan integrasi teknologi digital, seperti: Internet of Things (IoT), Kecerdasan Buatan (AI), Big Data, dan Blockchain ke dalam riset, proses produksi, manajemen rantai pasokan, dan layanan kesehatan.

Disebutkan ada Empat Komponen Utama dari Pharma 4.0, yaitu:

  • Internet of Things (IoT): Penggunaan sensor dan perangkat yang terhubung untuk mengumpulkan data secara real-time dari berbagai tahapan proses produksi dan distribusi.
  • Kecerdasan Buatan (AI): Algoritma yang digunakan untuk menganalisis data besar, melakukan prediksi, dan mengoptimalkan proses produksi.
  • Big Data Analytics: Teknik untuk menganalisis data besar dari berbagai sumber untuk menemukan pola dan tren yang berguna untuk pengambilan keputusan.
  • Blockchain: Teknologi untuk mencatat transaksi dalam rantai pasokan secara aman dan transparan, mencegah pemalsuan dan meningkatkan integritas data.

Sedangkan benefit PHARMA 4.0 ada empat, yaitu:

Keunggulan dan Keuntungan Pharma 4.0:

  • Meningkatkan Efisiensi: Otomatisasi proses dan pengelolaan sumber daya yang lebih baik.
  • Meningkatkan Kualitas Produk: Penggunaan teknologi untuk memastikan standar kualitas yang tinggi.
  • Mengurangi Biaya: Optimisasi proses produksi untuk mengurangi biaya operasional.
  • Meningkatkan Keamanan Data: Implementasi teknologi keamanan siber untuk melindungi data sensitif.

Agusdini Banun 2024

Keterangan Foto: Direktur Pengelolaan dan Pelayanan Kefarmasian, Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan (Ditjen Farmalkes), Kementerian Kesehatan RI., Dr. Dra. Agusdini Banun Saptaningsih, MARS., Apt saat menjadi narasumber pada  "Pertemuan Evaluasi Penerapan Aplikasi Logistik Obat dan Pengendalian Ketersediaan Obat" yang diadakan di Lombok, Nusa Tenggara Barat pada 18-21 September 2024. 

Implementasi Pharma 4.0 membawa banyak manfaat signifikan dalam  industri farmasi, termasuk peningkatan kualitas produk dan keamanan, efisiensi operasional yang ditingkatkan, dampak lingkungan yang lebih baik, dan keunggulan ekonomi dan kompetitif.

"Namun, implementasinya juga menghadapi sejumlah tantangan, termasuk tantangan teknis dan operasional, hambatan budaya dan organisasi, serta keamanan siber dan privasi data» ungkap Karyanto.

Penggunaan AI dalam Pengembangan Produk Obat Kimia/Farmasi:

  • Identifikasi Target Biologis: contohnya kolaborasi IBM Watson dan Pfizer untuk mempercepat immuno-oncology.
  • Screening Senyawa: Atomwise menggunakan teknologi deep learning untuk melakukan virtual screening senyawa obat, Insilico Medicine menggunakan AI untuk mengidentifikasi senyawa yang dapat mengobati idiopatik pulmoner fibrosis
  • Optimasi Struktur: BenevolentAI mengembangkan platform AI untuk optimasi desain obat.
  • Prediksi Toksisitas dan Efek Samping: Exscientia menggunakan AI untuk memprediksi toksisitas senyawa farmasi.

10 Kecerdasan Buatan yang Sering Dipakai di Indutsri Farmasi:

  1. Atomwise: https://www.atomwise.com/
  2. BenchSci: https://www.benchsci.com/
  3. BenevolentAI: https://www.benevolent.com/
  4. Exscientia: https://www.exscientia.com/
  5. Insilico Medicine: https://insilico.com/
  6. Recursion Pharmaceuticals: https://www.recursion.com/
  7. Trials360.ai (Janssen): https://www.janssen.com/johnson-johnson-innovative-medicine
  8. GNS Healthcare: https://www.aitiabio.com/
  9. PathAI: https://www.pathai.com/
  10. Deep Genomics: https://www.deepgenomics.com/

Pharma 4.0 2024

  • Download eBook Pharma 4.0, Masa Depan Manufaktur Farmasi: Klik Disini

Experience Adopsi TI untuk Riset & Produksi Produk Farmasi

Dexa Group sebagai industri Farmasi terkemuka di Indonesia dan di ASEAN- telah mengadopsi prinsip-prinsip Pharma 4.0. Berikut ini Teknologi Informasi yang telah diimplementasikan:

  • Menggunakan teknologi AI dan IoT untuk memantau produksi dan memastikan kepatuhan terhadap standar kualitas internasional.
  • Implementasi AI:Dexa Group menggunakan AI untuk analisis data produksi dan prediksi kegagalan mesin, yang telah mengurangi waktu henti produksi sebesar 15% (Dexa Group, 2020).
  • IoT dalam Pemantauan Produksi:Pemasangan sensor IoT di seluruh pabrik untuk memantau kondisi lingkungan produksi secara real-time, memastikan bahwa semua parameter berada dalam batas yang aman dan steril (Dexa Group, 2020).
  • Efisiensi Operasional:Dengan adopsi teknologi ini, Dexa Group berhasil meningkatkan efisiensi operasional sebesar 20%, yang secara langsung meningkatkan kapasitas produksi dan mengurangi biaya operasional. (Sumber : eBook Pharma 4.0 Masa Depan Manufaktur Farmasi, Prof. Raymond R. Tjandrawinata). Redaksi OMAIdigtal.id


Kolom Komentar
Berita Terkait

Copyright 2024. All Right Reserved

@omaidigital.id

MENULIS sesuai FAKTA, MENGABARKAN dengan NURANI

Istagram dan Youtube: