![]() |
Pengembagan Kampo di Jepang dapat menjadi model pengembangan Obat Modern Asli Indonesia (OMAI) agar dapat secara luas diresepkan dokter Indonesia. |
OMAIdigital.id- Menurut Data dari Japan Kampo Medicines Manufacturers Association (JKMA) sebanyak 90% secara reguler merespkan Kampo Obat Tradisional Jepang. Sebanyak 83% menggunakan Kampo sebagai pengobatan komplementer dengan obat kimia. Sebanyak 59% dokter di Jepang, menggunakan Kampo sebagai pilihan pertama.
Demikian dikemukan oleh Ketua Umum PDPOTJI, DR. (Cand.), dr. Inggrid Tania, M.Si (Herbal) pada saat menjadi pembicara pada Workshop Series: Workshop Fitofarmaka bagi Tenaga Kesehatan dan Tenaga Medis pada 12 Oktober 2023 yang diselenggarakan oleh Kementerian Kesehatan.
Sementara itu, dikutip dari laman Kampo Industrialization Consortium disebutkan Kampo dapat dibeli di apotek terdekat. Selain itu, dokter Jepang dapat merawat kliennya dengan metode tradisional menggunakan pengobatan herbal serta metode barat.
Dalam survei yang dilakukan oleh JKMA (Asosiasi Produsen Obat Kampo Jepang) pada tahun 2011, 89% dokter mengatakan bahwa mereka meresepkan obat herbal untuk kliennya setiap hari. Ini berarti bahwa dokter memberikan pengobatan barat, dan pada saat yang sama- menggunakan obat herbal untuk mengobati penyakit.
- Berita Terkait: Potensi Besar Fitofarmaka Diresepkan Dokter dan Masuk Pelayanan Pengobatan Modern
- Berita Terkait: Kementerian Kesehatan Bentuk Satgas Geber Fitofarmaka. Upaya Strategis Percepat Kemandirian Obat
- Berita Terkait: 9 Butir Usulan Pengembangan Fitofarmaka. Diantaranya Fitofarmaka Dicover BPJS Kesehatan
"Inilah sebabnya mengapa kami dapat dengan bangga mengatakan bahwa di Jepang, praktik pengobatan barat dan tradisional dipraktikkan, sehingga menghasilkan pendekatan baru dalam pengobatan medis di zaman kita," tulis Kampo Industrialization Consortium.
Kampo, disebut juga jamu Tiongkok, pengobatan Tiongkok, pengobatan tradisional Sino-Jepang, adalah metode praktik pengobatan tradisional yang aslinya berasal dari Tiongkok dan berkembang hingga saat ini di Jepang.
Metode aslinya juga telah menyebar ke Korea pada saat itu, yang kemudian berkembang, dan sekarang disebut "Pengobatan Tradisional Korea". Meskipun pengobatan kampo Jepang, pengobatan Tiongkok, dan pengobatan Korea memiliki akar yang sama, metode diagnostik, metode peresepan, dan pengobatannya sama. sistem medis semuanya berbeda.
Saat ini banyak orang yang mengapresiasi Kampo dalam kehidupan kita sehari-hari, namun tidak banyak yang mengetahui bahwa Kampo sebenarnya sangat bergantung pada barang impor. Kami hanya menanam 12% tanaman herbal Kampo yang kami konsumsi, dan sisanya 80% tanaman herbal diimpor dari Tiongkok.
Jepang telah menanam tanaman herbal yang digunakan untuk pengobatan Kampo di masa lalu, namun karena kemajuan masyarakat lanjut usia terutama di segmen pertanian, jumlah produksi di dalam negeri telah menurun.
Baru-baru ini, dikatakan bahwa kebutuhan konsumen akan herbal juga meningkat di Tiongkok, dan beberapa jamu sudah dibatasi ekspornya karena permintaan di Tiongkok juga meningkat.
Untuk menjadikan Lampo sebagai bagian dari hidup di Jepang, maka harus mempertimbangka untuk mencari sumber pasokan tanaman herbal yang stabil. Redaksi OMAIdigital.id