 |
| Dulu Kukuh S. Achmad pernah menjadi aktivis Pers Mahasiswa FARSIGAMA di Fakultas Farmasi UGM. |
OMAIdigital.id- Jum’at, 7 Februari 2025 menjadi hari yang bersejarah bagi Apt. Drs. Kukuh Syaefudin Achmad, M.Sc. Menandai purna tugas sebagai Ketua KAN 2020-2025. Torehan tinta emasnya, mewarnai perjalanan karier apoteker alumni Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada Ini.
Hari yang juga menjadi catatan emasnya yaitu Rabu, 10 Juni 2020, dimana Apt. Drs. Kukuh Syaefudin Achmad, M.Sc., pada hari itu, jabatan Kepala BSN (Badan Standardisasi Nasional) periode 2020-2025 diamanatkan untuk dirinya.
Alumnus Fakultas Farmasi UGM angkatan 1983 itu, dilantik Menteri Riset dan Teknologi/Kepala BRIN, Bambang Brodjonegoro di Ruang Jirap Gedung B.J. Habibie, Jakarta sebagai sebagai Kepala BSN sekaligus Ketua Komite Akreditasi Nasional (KAN).
Kala itu, Kukuh S. Achmad menjabat sebagai Deputi Bidang Penerapan Standar dan Akreditasi BSN serta Sekretaris Jenderal KAN.
"Sehubungan dengan telah berakhirnya tugas saya sebagai Ketua Komite Akreditasi Nasional (KAN), izinkan saya, dari lubuk hati yang terdalam, menghaturkan terima kasih yang tak terhingga dan apresiasi setinggi-tingginya atas komitmen dan dedikasi Bapak dan Ibu semua, yang telah bersama-sama merawat dan membesarkan KAN demi tujuan mulia, yaitu melindungi masyarakat dan meningkatkan daya saing nasional.
Keterangan Foto: Peluncuran Skema Akreditasi untuk Lembaga Validasi dan Verifikasi Gas Rumah Kaca.
Saya telah menjadi saksi perjalanan panjang KAN selama lebih dari 25 tahun, dengan segala dinamika dan peristiwa. Perdebatan seru mengenai hal-hal teknis akreditasi pada saat asesmen, tinjauan laporan asesmen, pengambilan keputusan akreditasi, dan lainnya menjadi katalis untuk terus memperbaiki kinerja KAN," ungkap Kukuh S. Achmad dalam surat perpisahannya sebagai Ketua KAN 2020-2025.
Keterangan Foto: Penyerahan Sertifikat Akreditasi untuk PT Sucofindo.
Cerita tentang asesor, lanjut Kukuh S. Achmad- yang harus menempuh perjalanan menantang sebelum sampai ke lokasi penugasan, telah menjadi bagian dari keseharian. Perjalanan darat berjam-jam menembus hutan belantara, menyusuri sungai di pedalaman, hingga berayun di atas perahu mengarungi ombak di lautan, menjadi bukti pengabdian yang tidak ternilai.
Keterangan Foto: Sidang Standardisasi dan Akreditasi untuk Negara-Negara OKI di Istambul, November 2024.
"Di balik semua itu, menjejakkan langkah ke setiap sudut tanah air, telah menumbuhkan rasa bangga dan cinta yang tak terkira untuk Indonesia," urai Kukuh S. Achmad.
- Berita Terkait: Wawancara Khusus Kepala BSN, Kukuh S. Achmad: 3 Program Utama Masa Depan dan Milestone Prioritas
Mengukir Beragam Prestasi
Bermodal sejumlah Lembaga Penilaian Kesesuáian (LPK) yang telah diakreditasi KAN melalui mekanisme Komite Akreditasi Instansi Teknis (KAIT) menjelang akhir 90-an, KAN terus tumbuh dari waktu ke waktu. Lebih dari 3.000 LPK dari Sabang sampai Merauke telah diakreditasi.
Keterangan Foto: Sistem Akreditasi Indonesia (KAN) menduduki rangking 10 Dunia dari 185 Negara yang dinilai.
Lebih dari 1.000 pakar lintas keilmuan, lintas keahlian, dan lintas afiliasi telah menjadi assor, panitia teknis, dan anggota KAN, membentuk jejaring yang sangat solid dan tiada duanya, yang tidak pernah saya bayangkan sebelumnya. Capaian demi capaian yang membanggakan telah kita raih bersama.
Pengakuan internasional dan menduduki peringkat 10 dunia adalah diantaranya. KAN menjadi besar, kuat, dan dipercaya oleh segenap pemangku kepentingan, semata karena Bapak dan Ibu memegang teguh prinsip kompetensi, konsistensi, dan imparsialitas.
Keterangan Foto: Daftar Pengakuan Internasional untuk KAN.
Sekarang, saatnya saya mundur ke belakang, berdiri di barisan terakhir, untuk terus mendukung dan mendoakan KAN dalam mempersembahkan karya terbaik bagi bangsa dan negara. Untuk itu semua, sekali lagi saya haturkan terima kash atas segala dukungan yang telah diberikan dan mohon maaf atas segala kesalahan saya selama menahkodai KAN.
Keterangan Foto: 41 Skema Akreditasi yang dioperasikan oleh KAN.
Tidak lupa, mari kita doakan dengan khusyuk sahabat-sahabat kita para assor, panitia teknis, dan anggota KAN yang telah mendahului kita, semoga dimudahkan jalan mereka menuju haribaan-Nya. Indonesia bangga punya Bapak dan Ibu semua, para patriot sejati! Tulis Kukuh S. Achmad diakhir surat perpisahannya.
Dulu Aktivis Pers Mahasiswa FARSIGAMA UGM
Keterangan Foto: Kukuh S. Achmad (Centang Hijau Kiri Atas) dan Karyanto (Centang Hijau Tengah).
Kesan-Kesan Kukuh S. Achmad Saat Menjadi Aktivis Pers Mahasiswa:
"Semasa kuliah di Fakultas Farmasi UGM pada tahun 80-an, saya sempat aktif menjadi pengurus atau pengelola majalah FARSIGAMA di bawah kepemimpinan mas Karyanto, kakak angkatan saya di Fakultas.
Sungguh menjadi suatu pengalaman yang luar biasa. FARSIGAMA tidak hanya mendewasakan saya dalam bidang literasi, tetapi juga mengajari saya untuk lebih menyadari pentingnya meningkatkan kecerdasan dalam bermasyarakat. Terima kasih FARSIGAMA," demikian kenang Kukuh S. Achmad pada 20 Maret 2022, ketika diminta kesan-kesannya oleh Karyanto-Pemimpin Umum Majalah FARSIGAMA (1985-1987).
"Mas Kukuh itu tidak berubah- walau sudah menjadi Kepala BSN, ketika ketemu seperti masih saat bersama aktif di pers mahasiswa di Fakultas Farmasi UGM dulu.
Saya sangat bangga- banyak Tim FARSIGAMA era saya menjadi Pemimpin Umum, banyak sekali yang moncer kariernya di berbagai bidang, termasuk mas Kukuh yang sukses menjadi apoteker pertama yang menjadi Kepala BSN," ungkap Karyanto.
Keterangan Foto: dari kiri-kanan atas (Maya Gustina Andarini, Karyanto, Endra Muryanto, Priyanto, Ninung Murtini, Giri Hardiyatmo).
Tim FARSIGAMA yang Moncer Berkarier, mereka antara lain:
- Apt. Drs. Kukuh Syaefudin Achmad, M.Sc. (Kepala BSN dan Ketua KAN 2020-2025)
- Dra. Maya Gustina Andarini,Apt, M.Sc. (Deputi II Badan POM RI.)
- Drs. Giri Hardiyatmo, Apt. (Direktur PT. Mitra Rajawali Banjaran (RNI Group) 2007-2010)
- Dra. Ninung Murtini, Apt. (Direktur Lucas Djaja 2018-2020)
- DR. Priyanto, Biomed, Apt. (Ketua Konsil Kefarmasian 2020-2023)
- Drs. Endra Muryanto, Apt. (Ketua Akselerasi Laboratorium Kesehatan Daerah). Redaksi OMAIdigital
