![]() |
Mengusung implementasi konsep Penta Helix, JamuDigital mendorong optimalisasi hilirisasi pengembangan Jamu dan OMAI, agar menjadi keunggulan daya saing bangsa Indonesia. |
OMAIdigital.id- Pada era Revolusi Industri 4.0 ini, pengembangan bisnis Jamu dan Obat Modern Asli Indonesia (OMAI) harus selaras dengan implementasi teknologi digital di semua lini proses, agar program hilirisasi berjalan sinergis sehingga produk Jamu dan OMAI mampu memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri dan sukses bersaing di pasar global-MERAJUT KEMANDIRIAN OBAT NASIONAL.
Dengan demikian, potensi terwujudnya kemandirian obat nasional juga dapat bergerak- berproses secara sinergis sistematis dengan merajut konsep gotong royong Penta Helix (Acamedica, Business, Government, Community, Media) mengoptimalkan sumber daya biodiversitas Indonesia yang sangat besar.
Hal diatas dikemukakan oleh Karyanto, Sarjana Farmasi, MM, Founder JamuDigital saat menjadi pembicara pada Webinar Kefarmasian Himfarnas - STIKES Nasional- Surakarta, pada 14 Agustus 2021 dengan membawakan makalah berjudul "Optimalisasi Bahan Alam untuk Obat Era 4.0". Sebagai moderator acara ini: apt. Diah Pratimasari, M.Sc., Dosen S-1 STIKES Nasional Surakarta.
Pembicara lain yang tampil adalah Akhmad Saikhu, M.Sc.PH., Kepala Balai Besar Penelitian Dan Pengembangan Tanaman Obat Dan Obat Tradisonal, Kementerian Kesehatan dengan mempresentasikan materi berjudul "Strategi Meningkatkan Bahan Alam Komoditas Indonesia Sebagai Bahan Baku Obat."
- Berita Terkait: Era Industri 4.0 dan Peluang Obat Modern Asli Indonesia Mengglobal
- Berita Terkait: Menggiurkan Potensi Bahan Baku Obat Herbal Indonesia
- Berita Terkait: Presiden Jokowi Kunjungi Booth Dexa Group pada Event IAID 2019
Karyanto- alumni Sarjana Farmasi UGM itu menjelaskankan bahwa manfaat digitalisasi adalah: Tidak terkendala ruang dan waktu, Mampu menjangkau secara global, Efisiensi diberbagai lini, Memudahkan inovasi diberbagai aspek, Memberi nilai tambah dan daya saing, Menjamin akurasi data, Meningkatkan profitabilitas bisnis.
Maka sudah saatnya, saran dari Founder JamuDigital ini, untuk segera mewujudkan EKOSISTEM DIGITALISASI JAMU dan OMAI, yang TERINTEGRASI, meliputi: SUPPLY TANAMAN OBAT, PROSES PERSIAPAN BAHAN BAKU, PENGEMBANGAN PRODUK JAMU, PRODUK JAMU, BRANDING & PEMASARAN DIGITAL , PENGAWASAN MUTU JAMU, SISTEM PENGOBATAN JKN BPJS KESEHATAN & BERORIENTASI PADA KONSUMEN.
"Produk herbal yang sudah teruji klinis atau Fitofarmaka harus dimasukkan dalam sistem JKN BPJS Kesehatan, sehingga produk obat herbal Indonesia yang kini disebut Obat Modern Asli Indonesia (OMAI) menjadi tuan rumah di negeri sendiri dalam mainstream pengobatan nasional," tegas Karyanto sembari menambahkan bahwa pemerintah sudah sewajarnya memberi akses Fitofarmaka dalam BPJS Kesehatan dengan segera menerbitkan Formularium Nasional Khusus Fitofarmaka.
"Kami memberikan apresisi kepada para dokter yang sudah antusias akan meresepkan OMAI, jika sudah masuk dalam BPJS Kesehatan," ungkap Karyanto sammbil menyebut perkumpulan dokter herbal: PDHMI dan PDPOTJI.
Obat tradisional Indonesia dibagi menjadi tiga, yaitu:
- JAMU-empiric based medicines: Keamanan dan khasiat dibuktikan secara empiris
- OHT-scientific based herbal medicine: Keamanan dan khasiat dibuktikan ilmiah uji pra klinik bahan baku & produk jadi terstandar. Uji pra-klinik (toksisitas dan farmakodinamika)- uji pada hewan coba.
- FITOFARMAKA- clinical based herbal medicine: Keamanan dan khasiat dibuktikan ilmiah melalui uji klinik- uji pada manusia.
Ketiga produk tersebut, dalam pandangan Karyanto memiliki ceruk market masing-masing- yang perlu dikembangkan secara luas dan mendalam, karena pasarnya juga dapat dibentuk sesuai dengan kategori dari produk-produk tersebut.
Kolaborasi, Komitmen dan Kontribusi JamuDigital
Sebagai pakar Komunikasi Publik, Karyanto yang memiliki pengalaman lebih dari 10 tahun sebagai jurnalis, dan lebih dari 20 tahun sebagai praktisi komunikasi di bidang farmasi, pada awal tahun 2017 menggagas Digitalisasi Jamu/Obat Herbal Indonesia untuk mendukung penguatan branding, dan akses pasar digital Jamu dan Obat Herbal Indonesia dengan mendirikan JamuDigital.
Dengan mengusung konsep implementasi gotong-royong multi pihak- Penta Helix (Academica, Business, Government, Community, and Media), JamuDigital mendorong proses hilirisasi pengembangan Jamu/OMAI dapat berjalan optimal, sehingga dapat menjadi keunggulan daya saing bangsa Indonesia.
Hal diatas, dia lakukan setelah melakukan SWOT Analysis Jamu/Obat Herbal Indonesia, sebagai berikut:
Kekuatan: Indonesia kaya Biodiversitas, Budaya minum jamu, Potensi pasar yang besar, Eksistensi usaha (Besar, Kecil, UMKM), Produk Jamu, OHT, dan Fitofarmaka, Riset Herbal di Departemen Kesehatan, BPOM, BPPT, LIPI, Perguruan Tinggi dan Lembaga terkait, Dokter Saintifikasi Jamu.
Kelemahan: Kualitas produk belum baik, Pengolahan belum efisien, Over claim, Dicampur BKO, PUBLIKASI & BRANDING-DIGITAL, Budidaya tanaman obat belum sistematis
Peluang: Gerakkan Back to Nature, Channel pasar di Pelayanan Kesehatan Formal, DIGITAL MARKETING, Sinergi komunitas herbal,
Ancaman: Diskontinyu simplesia tanaman obat, Kepunahan simplesia tanaman obat, Produk Luar Negeri yang lebih baik, Brand produk Luar Negeri yang lebih popular.
Visi JamuDigital:
- Mendorong Terbentuknya Ekosistem Digitalisasi Jamu dengan mengintegrasikan semua lini proses pengembangan Jamu, sehingga memiliki nilai daya saing yang tinggi sebagai produk unggulan berbasis local widom, digunakan di dalam pelayanan Kesehatan nasional, dan mampu bersaing di pasar global.
Misi JamuDigital:
- Memperkokoh Brand Jamu/Obat Modern Asli Indonesia (OMAI) dengan pemanfaatan Teknologi Informasi
- Meningkatkan Akses Pasar Digital
- Mendukung UMKM Jamu Naik Kelas & Jamu Gendong Online Kekinian
- Mendorong Kemandirian Obat Nasional & Menjadi Mainstream Pengobatan Nasional dengan Masuk Sistem JKN-BPJS Kesehatan
- Mendorong Jamu/Obat Modern Asli Indonesia (OMAI) Go Global
KEPELOPORAN JamuDigital:
JamuDigital (www.jamudigital.com) adalah Pioner Digitalisasi Jamu dengan positioning sebagai Literasi Kemandirian Obat Nasional dengan strategi utama penguatan Brand Jamu/Obat Modern Asli Indonesia (OMAI), dan Akses Pasar Digital untuk mendukung terwujudnya kemandirian obat nasional. Mendorong proses hilirisasi dari petani tanaman obat, periset herbal, pengusaha Jamu yang sebagian besar UMKM, dan pengusaha industri Obat Modern Asli Indonesia agar dapat berjalan optimal, sehingga semakin eksis di pasar nasional dan mampu bersaing di pasar global.
Literasi dalam konteks ini adalah aktivitas yang mampu menggerakkan masyarakat untuk lebih berkembang, melalui membaca, menulis, berkomunikasi dan berinteraksi antar individu.
KOMITMEN JamuDigital:
Melakukan terobosan untuk mewujudkan strategi utama JamuDigital- yang hadir sejak awal Tahun 2017, dengan mengimplementasikan konsep gotong royong multi pihak- Penta Helix (Pemerintah, Akademisi, Pengusaha, Komunitas, dan Media)- merajutnya secara elok untuk meraih cita-cita bersama yaitu: Jamu/Obat Modern Asli Indonesia (OMAI) menjadi mainstream pengobatan nasional- masuk sistem JKN-BPJS Kesehatan.
Untuk itu, JamuDigital melacak pemanfaatan obat herbal di beberapa negara, seperti di Malaysia, India, Philipine, dan Cambodia untuk mendapatkan perspektif global.
KONTRIBUSI JamuDigital:
Eksistensi JamuDigital kini telah menjadi rujukan, inspirasi, motivasi, dan sumber informasi terkini dari berbagai Lembaga/Institusi dari dalam dan luar negeri. Mendorong terwujudnya ekosistem digitalisasi Jamu/Obat Modern Asli Indonesia (OMAI). Sejumlah pejabat dari Kemenkes, Badan POM, DPR RI, Perguruan Tinggi, GP. Jamu, Asosiasi Dokter Herbal memerikan apresiasi kepada JamuDigital.
JamuDigital juga diminta untuk menjadi narasumber nasional dari berbagai Lembaga/Institusi di dalam negeri dan luar negeri. Situs JamuDigital setiap tahun dikunjungi oleh sekitar 1,5 juta pengunjung.
Salam merdeka, 76 Tahun Indonesia Merdeka. Redaksi OMAIdigital.id