OMAI Fitofarmaka masa depan kemandirian Obat Nasional berbasis biodiversitas Nusantara. |
OMAIdigital.id- Wakil Ketua Komisi IX DPR RI, Putih Sari mendorong industri farmasi di Indonesia mempercepat pengembangan pemanfaatan Obat Bahan Alam (OBA) sebagai bahan baku obat, sesuai dengan intruksi dari Presiden RI., Prabowo Subianto.
Menurutnya, pengembangan bahan alam sebagai bahan baku obat menjadi penting, mengingat Indonesia adalah negara yang kaya akan sumber daya alam.
Namun sayangnya, pemanfaatan bahan alam ini belum maksimal, sehingga bahan baku obat di Indonesia masih sering menggunakan bahan kimia impor.
"Sesuai dengan amanat UU Kesehatan dan Instruksi Presiden Prabowo Subianto tentang Percepatan Pengembangan Industri Farmasi dan Alat Kesehatan, termasuk ketahanan bahan baku obat tradisional dan suplemen kesehatan.
Saya mendorong industri seperti PT Ferron Par Pharmaceuticals untuk terus mengembangkan penelitian dan pengembangan (research and development) dalam pemanfaatan bahan alam untuk produk obat tradisional dan suplemen kesehatan," kata Putih Sari, dalam keterangan pers pada Jumat, 8 November 2024.
Selain mengapresiasi upaya PT Ferron Par Pharmaceuticals, dalam pemanfaatan bahan alam sebagai bahan baku obat, Putih Sari juga akan meninjau langsung lokasi produksi untuk memastikan kualitas dan keamanan produk yang dihasilkan.
- Berita Terkait: Primaduta Award 2024: Dexa Medica Konsisten Memasarkan Produk OMAI
- Berita Terkait: Program Prioritas Hilirisasi Presiden Prabowo. Ini Dia Implementasi Hilirisasi Riset Obat Nasional
- Berita Terkait: Kabar dari IKN: Mengenalkan TOGA dan OMAI kepada Masyarakat Sepaku di RS Nusantara
OMAI Fitofarmaka untuk Ketahanan Obat Nasional
Komisi IX DPR RI, yang dipimpin oleh Wakil Ketua Komisi IX, Putih Sari, mengapresiasi fasilitas produksi PT Ferron Par Pharmaceuticals yang memenuhi standar Cara Pembuatan Obat dan Obat Tradisional yang Baik (CPOB dan CPOTB).
Menurut Putih Sari, fasilitas tersebut berpotensi besar untuk mendukung ketahanan industri obat sesuai dengan Asta Cita Presiden Prabowo Subianto, yang mendorong penggunaan bahan baku obat dalam negeri.
"Kami mendorong percepatan ketahanan industri obat, termasuk obat tradisional dan suplemen kesehatan berbahan baku alam, agar kemandirian farmasi Indonesia dapat tercapai," ungkap Putih Sari.
Hal itu disampaikan pada saat melakukan kunjungan kerja ke fasilitas PT Ferron Par Pharmaceuticals, bagian dari Dexa Group, di Cikarang, Kamis, 7 November 2024.
Putih Sari juga menekankan pentingnya kolaborasi riset untuk memanfaatkan kekayaan alam Indonesia dalam pengembangan obat dan suplemen kesehatan.
"Kami ingin memastikan bahwa produk-produk Fitofarmaka yang telah tersertifikasi dapat masuk ke dalam program JKN, agar kemandirian produk obat dapat terwujud dari hulu hingga hilirnya," lanjutnya seperti dikutip di halaman web wartaekomomi.co.id
Dalam kesempatan tersebut, anggota Komisi IX DPR RI, Cellica Nurrachadiana, menambahkan bahwa pemanfaatan kekayaan alam Indonesia untuk obat tradisional juga dapat mendorong ekonomi petani lokal.
"Ada sekitar 2.000 hingga 3.000 jenis tanaman di Indonesia yang bisa dikembangkan melalui riset dan membantu pertumbuhan ekonomi petani di seluruh Indonesia," jelasnya.
Komisaris PT Ferron Par Pharmaceuticals, Prof. Raymond Tjandrawinata, menyampaikan bahwa Obat Modern Asli Indonesia (OMAI) yang dikembangkan Dexa Group merupakan bukti pemanfaatan kekayaan alam Indonesia sebagai solusi kesehatan yang ilmiah.
"OMAI adalah solusi kesehatan berbasis riset yang bisa memberi manfaat luas, tak hanya bagi masyarakat Indonesia tetapi juga secara global," ujar Prof. Raymond.
Sementara itu, Direktur PT Ferron Par Pharmaceuticals, Benny Sutisna Suwarno, menjelaskan bahwa fasilitas produksi Ferron telah memperoleh sertifikasi internasional dari Inggris, Australia, dan Jerman.
Ferron aktif mengekspor produk ke berbagai negara di Eropa, seperti Inggris, Polandia, dan Belanda, serta sedang dalam dalam proses audit di Portugal.
Ferron juga berkontribusi dalam pemenuhan kebutuhan obat kanker untuk JKN, menunjukkan komitmennya dalam mendukung kemandirian farmasi nasional.
Putih Sari menyatakan bahwa hasil kunjungan ini akan dibahas dalam rapat kerja DPR untuk merumuskan kebijakan yang lebih mendukung perkembangan industri farmasi di Indonesia. Redaksi OMAIdigital.id