![]() |
Riset Ilmiah Obat Bahan Alam Indonesia akan semakin diminati pelaku usaha, dengan dimasukkan ke dalam Sistem JKN. |
OMAIdigital.id- Sejumlah negara yang memiliki tradisi kuat dalam pengobatan berbasis dari bahan alam, seperti: di China, India, Jepang dan Korea ternyata melakukan riset ilmiah untuk menunjang data khasiat dari produk obat mereka yang berasal dari bahan alam.
Prof. Raymond Tjandrawinata- Tokoh Nasional Periset OMAI (Obat Modern Asli Indonesia) menjelaskan bahwa melestarikan tradisi pengobatan dari bahan alam seperti Jamu di Indonesia memang perlu didukung.
Apalagi Budaya sehat Jamu menjadi WBTb (Warisan Budaya Tak Benda) Indonesia ke-13 yang berhasil diinskripsi ke dalam daftar WBTb UNESCO. Komite Konvensi Warisan Budaya Takbenda (Intangible Cultural Heritage/ICH) UNESCO menetapkannya pada Rabu, 6 Desember 2023.
Melakukan riset ilmiah untuk Obat Bahan Alam (OBA) akan memberikan keunggulan daya saing, karena dapat dijadikan rujukan bagi profesi kesehatan sebagai landasan memberikan terapi kepada pasien.
Prof. Raymond Tjandrawinata mengajak agar riset OBA dengan menggunakan teknologi Kedokteran dan Farmasi yang modern perlu terus dilakukan. Sehingga keberadaan produk OBA Indonesia juga memiliki data ilmiah seperti yang dilakukan oleh TCM di China, Ayurveda di India dan Kampo di Jepang.
Obat Modern Asli Indonesia (OMAI) yang diriset dari bahan alam asli Indonesia, dengan uji pra klinis dan uji klinis telah memberikan data ilmiah, sehinga memiliki evidence based untuk diresepkan oleh para dokter dan dijadikan bagian dari sistem Jaminan Kesehatan Nasional.
"Dengan masuk dalam sistem JKN, maka obat bahan alam yang sudah teruji klinis dapat mendukung kemandirian Kesehatan Nasional," tegas Prof. Raymond.
Hal tersebut disampaikan oleh Prof. Raymond Tjandrawinata saat menjadi narasumber pada "Pekan Jamu Badan POM 2024" dengan tema "Sehatkan Negeri Bersama Jamu" pada 29 Mei 2024, di Gedung Bhinneka Tunggal Ika, Badan POM RI, Jalan Percetakan Negara No. 23, Jakarta menampilkan Webinar "Jamu, Dulu, Kini dan Nanti."
Riset Ilmiah Obat Bahan Alam Indonesia akan semakin diminati pelaku usaha, dengan dimasukkan pada Sistem JKN.
Dibagian lain, Prof. Raymond menekankan juga untuk standarisasi produk Jamu, karena kalau sudah menjadi warisan Budaya Nasional menurut UNESCO, maka Jamu harus mempunyai efikasi yang dapat dipertanggung-jawabkan dan itu harus lewat proses standarisasi.
Kalau sampai orang negara lain mencoba Jamu dan tidak mendapat hasil yang baik, maka lama-lama Jamu akan ditinggalkan oleh mereka. Ini berkenaan dengan kompetisi herbal dunia yang terjadi seperti Ayurveda dari India, TCM dari China, Kampo dari Jepang dan sebagainya- yang juga sudah mendunia.
Pada era yang hiperkomeptisi ini, Jamu mau tidak mau juga akan harus berkompetisi dengan mereka, bahkan di Indonesia sendiri. Karena itu, untuk kebaikan Jamu sendiri, budaya Jamu adalah baik, tetapi perlu menggunakan sains untuk menentukan mutu standar yang harus selalu dijaga, apalagi sudah mendapat rekognisi dari UNESCO maka akan cepat sasuk Sistem JKN.
Narasumber lain yang tampil adalah: Reri Indriani-Badan POM, Jaya Suprana- Budayawan & Pegusaha Jamu, Jony Yuwono- Ketua Umum GP. Jamu Indonesia.
- Berita Terkait: Breaking News: Download eBook Prof. Raymond Tjandrawinata, Tokoh Nasional PIONER PERISET OMAI
- Berita Terkait: Riset OMAI Semakin Mendunia, Sering Dipresentasikan Diajang Ilmiah Internasional
- Berita Terkait: Prof. Raymond Pioner Periset OMAI Masuk Ranking 3 Persen Ilmuwan Teratas Indeks Ilmiah Alper-Doger
Potensi Dan Peluang Obat Bahan Alam
Reri Indriani dalam paparannya menjelaskan data marketshare di Indonesia dan Dunia. Secara global, market share pengobatan tradisional pada tahun 2023 mencapai US$ 174.89 dan diprediksi akan meningkat 7,5% pertahunnya (Coherent market insight).
Potensi penjualan Jamu dan obat herbal di pasar domestik berada di angka Rp. 20 triliun dan ekspor Rp. 16 triliun, diprediksi akan meningkat menjadi Rp. 23 triliun pada tahun 2025.
Reputasi OBA. Tanggal 6 Desember 2023, budaya sehat jamu (OBA Indonesia) atau Jamu Wellness Culture resmi menjadi Warisan Budaya Takbenda (WBTb) UNESCO.
Penerbitan Perpres No. 54 Tahun 2023 tentang Pengembangan dan Pemanfaatan Jamu (Ketersediaan Sumber Daya OBA).
Indonesia adalah bagian dari negara megadiversitas yang memiliki 70% biodiversitas dunia (Indonesia Tropical Forest & Biodiversity Analysis - 2019).
Dari jumlah 28.000 spesies tanaman sebanyak 1.845 spesies sudah teridentifikasi sebagai tanaman obat dan sekitar 283 telah terdaftar dan dipabrikasi di Indonesia.
Penggunaan OBA. OBA sebagai adjuvant supplementary pada terapi obat konvensional, WHO mencatat saat ini 80% penduduk dunia memprioritaskan penggunaan pengobatan tradisional
Kenaikan Biaya Medis RI. 13,6% pada Tahun 2023, berada di rangking teratas asia. Tiga penyakit dengan beban biaya kesehatan tertinggi adalah kanker, jantung dan diabetes. OBA memiliki peluang besar dikembangkan untuk antisipasi, pemeliharaan dan pengendalikan keparahan penyakit.
Modernisasi manufaktur OBA. Jumlah pelaku usaha produksi OBA yang menerapkan CPOBAB full asfect (IOT) tahun 2021-2023 cenderung meningkat.
Jumlah Penerbitan Nomor Izin Produk untuk OBA (TR) mengalami peningkatan setiap tahunnya, jumlah NIE yang telah diterbitkan dalam kurun waktu 5 tahun terakhir mencapai 17825. Demikian Reri Indriani menjelaskan. Redaksi OMAIdigital.id