![]() |
Dexa Group melalui inovasi OMAI- mengemas local wisdom Indonesia menjadi obat herbal teruji klinis yang sukses di pasar nasional dan global. |
OMAIdigital.id- Ditengah kekhawatiran Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo tentang kemandirian obat menjadi titik lemah yang serius, sejatinya cukup banyak perusahaan nasional- yang sudah sejak lama mendukung program pemerintah memanfaatkan kekayaan alam Indonesia sebagai sumber bahan baku obat, dan bahkan sukses memasarkan sebagai produk obat herbal di pasar nasional, bahkan ke pasar global.
Salah satu perusahaan nasional itu adalah Dexa Medica- yang sukses menduniakan OMAI (Obat Modern Asli Indonesia) yang berbasis evidence based medicine- kategori obat herbal teruji klinis untuk memastikan khasiat OMAI.
Presiden Jokowi ketika menyampaikan keterangan Pemerintah atas RUU APBN Tahun Anggaran 2022 pada Senin, 16 Agustus 2021 memang secara tegas menyebutkan bahwa kemandirian industri obat, vaksin, dan alat-alat kesehatan masih menjadi kelemahan serius yang harus dipecahkan.
Platform untuk mewujudkan Indonesia mandiri di bidang obat, sebetulnya sudah lama menjadi kajian banyak lembaga di Indonesia, sejumlah skenario pernah dipetakan. Kini, sebetulnya yang diperlukan adalah komitmen untuk mengeksekusi berbagai alternatif strategi tersebut.
- Berita Terkait: OMAI Konsep Bersama Brand Obat Herbal Indonesia
- Berita Terkait: Bioekonomi Pengembangan OMAI untuk Substitusi Impor
- Berita Terkait: Kisah Sukses DLBS Dexa Medica Riset Obat Herbal Bioactive Fraction
Untuk memanfaatkan sumber daya alam keaneka-ragaman hayati (biodiversitas)- Dexa Medica melalui Dexa Laboratories of Biomolecular Sciences (DLBS)- sejak didirikan tahun 2005 diposisikan sebagai Pusat Riset OMAI, kini telah menghasilkan banyak produk obat herbal yang teruji klinis- dipasarkan di dalam negeri sebagai produk OTC dan Ethical.
Dan kemudian, OMAI Dexa Medica juga sukses dipasarkan di pasar global meggunakan pola pemasaran yang sama.
Pimpinan Dexa Group, Ferry Soetikno pada saat tampil di webinar "Ketahanan dan Kemandirian Kesehatan Menuju Indonesia Emas 2025," dimana Wakil Presiden RI, Ma’ruf Amin sebagai keynote speaker pada Kamis, 25 Maret 2021, Ferry Soetikno menegaskan kesiapannya mendukung pemerintah mewujudkan kemandirian obat nasional.
"Bahan baku obat dari herbal yang kami kembangkan selama ini, dan sampai pada status Fitofarmaka. Kami memiliki nilai TKDN sekitar 80-82," papar Ferry Soetikno.
Apabila produk Fitofarmaka ini dibuka pasarnya melalui JKN BPJS Kesehatan, maka importasi obat akan menurun, akan terjadi substitusi dari obat impor dengan produk OMAI yang setara khasiat, dan kualitasnya.
Dexa Medica diketahui sudah menyiapkan tiga kandidat obat herbal berstatus Fitofarmaka untuk diusulkan masuk ke dalam JKN BPJS Kesehatan.
Milestones Dexa Group Sebagai Perusahaan Berkelas Dunia
Kesiapan Dexa Group mendukung kemandirian obat nasional, didisain secara sistematis dengan mengimplementasikan kecanggihan teknologi kedokteran- farmasi terkini, disokong periset handal dari peneliti terbaik putra-putri bangsa di bawah pimpinan Dr. Raymond R. Tjandrawinata, PhD, DSc, MBA, FRSC. -pakar Molecular Pharmacologist yang menekuni bidang drug discovery dari bahan alam Indonesia.
Strategic intention dari Dexa Medica memberikan kontribusi pengadaan bahan baku obat dari bahan alam Indonesia, diteruskan dengan peresmian IEBA (Industri Ekstrak Bahan Alam) DLBS PT. Dexa Medica di Cikarang, pada 20 Agustus 2013. Ada 5 Prinsip Utama IEBA Dexa Medica, yaitu:
- Memanfaatkan biodiversitas bumi Indonesia
- Menggunakan pendekatan Biomolecular Science
- Menggunakan pendekatan medical- evidence based medicine
- Membangun khazanah Hak Atas Kekayaan Intelektual yang diakui di dunia internasional
- Melakukan produksi yang accomply dengan Good Manufacturing Practices.
OMAI Mengangkat Kearifan Lokal, Merebut Pasar Global
Produk OMAI yang sukses diterima pasar nasional, baik yang dapat dibeli langsung oleh masyarakat Indonesia, ataupun yang diresepkan para dokter Indonesia- sebagai bentuk dukungan mengangkat kearifan lokal (local wisdom).
Pasar OMAI yang mapan di dalam negeri ini, menjadi modal sebagai daya saing, ketika dibawa ke pasar internasional yang lebih kompetitif. Dan ketika OMAI juga diterima dengan baik oleh masyarakat dunia, dan para dokter manca negara, maka peluang menjadikan OMAI sebagai awal menuju kemadirian obat- telah teruji sebagai produk unggul dan inovatif.
Direktur Dexa International Business, Anndy Sinarta Sembiring saat tampil sebagai pembicara pada Forum Komunikasi Pemangku Kepentingan Untuk Percepatan Ekspor Jamu, dengan tema "Akselerasi Ekspor Jamu sebagai Media untuk Menyehatkan Masyarakat dan Perekonomian Nasional" yang dilaksanakan oleh Badan POM, pada 31 Agustus 2021- memaparkan sejumlah kiat untuk sukses mebembus pasar ekspor.
Dalam menghadapi tantangan dalam regulasi ekspor, Anndy Sinarta Sembiring menuturkan adanya persyaratan regulasi khusus dari setiap negara. Perlu dicamkan bahwa tidak semua Jamu dan Obat Herbal Indonesia terkenal di manca negara.
"Juga adanya klasifikasi bahan alami/herbal berbeda antara Indonesia dengan negara lain. Setiap negara memiliki pengalaman warisan budaya mereka sendiri. Bea masuk yang tinggi di negara tertentu. Perlunya data klinis sebagai persyaratan," Anndy Sinarta Sembiring mengingatkan.
Harapan kepada BPOM, Anndy Sembiring melanjutkan agar kerjasama G2G (Mutual Recognition Agreement on Bilateral Level) terus ditingkatkan. Kesetaraan klasifikasi bahan alami & persyaratan peraturan, dan harmonisasi regional antara otoritas kesehatan negara.
Berikut ini Strategi 4 Pilar Ekspor Produk Herbal, yang diusung Dexa Medica, hingga produk OMAI sukses dipasar internasiona, yaitu:
- Pemilihan strategi pemasaran (sebagai produk Ethical, OTC atau OTX)
- Mendaftarkan produk sesuai peraturan di negara yang ditunjuk (sebagai Obat, atau suplemen)
- Memilih negara dengan hambatan regulasi obat herbal yang lebih rendah
Pemilihan mitra lokal: yang sangat berpengalaman dalam produk herbal lebih disukai. Redaksi OMAIdigital.id