![]() |
Pharma 4.0 adalah evolusi Industri 4.0 yang diterapkan khusus di sektor farmasi. Bagaimana perannya untuk Hilirisasi Riset Herbal..? |
OMAIdigital.id- Direktur Eksekutif DLBS Dexa Medica, Prof. Raymond R. Tjandrawinata menegaskan dalam beberapa dekade terakhir, dunia telah menyaksikan perubahan besar dalam berbagai sektor industri berkat kemajuan teknologi digital.
"Salah satu sektor yang mengalami transformasi signifikan adalah industri farmasi. Pharma 4.0: Masa Depan Manufaktur Farmasi hadir sebagai panduan komprehensif untuk memahami dan mengimplementasikan teknologi digital yang mendorong revolusi ini," jelas Prof. Raymond Tjandrawinata dikutip dari eBook Pharma 4.0. Masa Depan Manufaktur Farmasi (2024).
Adalah Presiden Republik Indonesia, Prabowo yang menggagas 17 Program Prioritas dan Delapan Program Hasil Terbaik Cepat untuk dicapai pemerintahannya bersama Kabinet Merah Putih.
Satu diantara Progam Prioritas adalah: Melanjutkan hilirisasi dan industrialisasi berbasiskan sumber daya alam (SDA) dan maritim untuk membuka lapangan kerja yang seluas- luasnya dalam mewujudkan keadilan ekonomi.
Hilirisasi merupakan aktivitas pengembangan lebih lanjut hasil-hasil riset, invensi, dan/atau inovasi, agar dapat dimanfaatkan oleh masyarakat, lembaga/instansi, dan DUDI (Kemristekdikti, 2019).
Dimaknai juga sebagai prosedur atau cara untuk mendekatkan hasil-hasil riset, invensi, dan/atau inovasi kepada penggunanya, yaitu masyarakat umum, lembaga pemerintahan, atau industri.
Jika ingin berhasil melakukan hilirisasi produk hasil riset Obat Herbal Terstandar (OHT) atau Fitofarmaka yang kini dikenal sebagai OMAI-Obat Modern Asli Indonesia, maka perlu memahami dan Manajemen Tahapan Hilirisasi Produk!
Peran Pharma 4.0 dalam Hilirisasi Riset Obat Bahan Alam
Pharma 4.0 mengacu pada integrasi teknologi canggih seperti Internet of Things (IoT), kecerdasan buatan (AI), big data, dan blockchain ke dalam proses manufaktur farmasi.
Menurut Prof. Raymond teknologi ini tidak hanya meningkatkan efisiensi operasional tetapi juga kualitas dan keamanan produk, serta transparansi rantai pasokan.
Namun, adopsi teknologi ini juga membawa tantangan yang signifikan, termasuk kebutuhan akan keterampilan baru, keamanan siber, dan perubahan budaya organisasi.
Studi Kasus Pharma 4.0 di Dexa Group
Dexa Group adalah salah satu perusahaan farmasi terbesar di Indonesia yang telah mengadopsi prinsip-prinsip Pharma 4.0.
Dexa Group menggunakan teknologi AI dan IoT untuk memantau produksi dan memastikan kepatuhan terhadap standar kualitas internasional.Implementasi AI: Dexa Group menggunakan AI untuk analisis dataproduksi dan prediksi kegagalan mesin, yang telah mengurangi waktuhenti produksi sebesar 15%.
AI digunakan untuk memantau data dariberbagai sensor di pabrik dan menganalisis pola yang menunjukkanpotensi kegagalan.
Dengan prediksi yang akurat, perusahaan dapatmengambil tindakan pencegahan sebelum kegagalan terjadi, sehinggamengurangi waktu henti yang tidak terencana (Dexa Group, 2020).
IoT dalam Pemantauan Produksi: Pemasangan sensor IoT di seluruhpabrik untuk memantau kondisi lingkungan produksi secara real-time,memastikan bahwa semua parameter berada dalam batas yang amandan steril.
Data yang dikumpulkan oleh sensor dikirimkan ke sistem pusat yang menganalisis kondisi produksi dan memberikan peringatanjika ada parameter yang keluar dari batas yang ditetapkan.
Hal inimemungkinkan perusahaan untuk segera mengambil tindakan korektif,sehingga memastikan kualitas produk tetap tinggi (Dexa Group, 2020).Efisiensi Operasional: Dengan adopsi teknologi ini, Dexa Groupberhasil meningkatkan efisiensi operasional mereka sebesar 20%, yangsecara langsung meningkatkan kapasitas produksi dan mengurangibiaya operasional.
Otomatisasi proses produksi mengurangi kebutuhanakan intervensi manual, sehingga mengurangi risiko kesalahan manusiadan meningkatkan produktivitas (Dexa Group, 2020).
The 12 Theses for Pharma 4.0
- Pharma 4.0TM extends/describes the Industry 4.0 Operating Model for medicinal products
- In difference to common Industry 4.0 approaches, Pharma 4.0TM embeds health regulations best practices.
- Pharma 4.0TM breaks silos in organizations by building bridges between industry, regulators and healthcare and all other stakeholders.
- For the next Generation Medicinal Products, Pharma 4.0TM is THE enabler and business case.
- For the established products, Pharma 4.0TM offers new business cases
- Investment calculations for Pharma 4.0TM require innovative approaches for business case calculations.
- Prerequisite for Pharma 4.0TM is an established PQS and controlled processes & products.
- Pharma 4.0TM is not an IT Project.
- The Pharma 4.0TM Operating Model incorporates next to IT also the organizational, cultural, processes & resources aspects.
- The Pharma 4.0TM Maturity Model allows aligning the organizations operating model for innovative and established industries, suppliers and contractors to an appropriate desired state.
- Pharma 4.0TM is not a must, but a competitive advantage. Missing Pharma 4.0TM might be a business risk.
- When moving from blockbusters to niche products and personalized medicines, Pharma 4.0TM offers new ways to look at business cases. (https://ispe.org/initiatives/pharma-4.0). Redaksi OMAIdigital.id