![]() |
Industri Farmasi Indonesia mendapat banyak apresiasi dari berbagai pihak, Simak beritanya dibawah ini! |
OMAIdigital.id- Plt. Deputi Bidang Pengawasan Obat, Narkotika, Psikotropika, Prekursor, dan Zat Adiktif, Togi Junice Hutadjulu mengapresiasi industri farmasi Indonesia pada kegiatan Rakernas GP Farmasi Indonesia Tahun 2023 pada Jumat, 8 September 2023.
"Saya sangat mengapresiasi kepada industri farmasi Indonesia yang mampu bertahan dalam tantangan pengembangan produk biologi dan juga dalam menghadapi berbagai perkembangan teknologi selama beberapa dekade", ungkap Togi Junice Hutadjulu.
Togi Junice Hutadjulu menambahkan "Saya berharap, inovasi yang telah dilakukan dapat memberikan inspirasi positif bagi industri farmasi lainnya untuk ikut berperan serta dalam pengembangan berbagai obat inovasi lainnya"
Dalam rangka dukungan terhadap kemandirian industri farmasi dalam negeri sebagaimana Instruksi Presiden Nomor 6 Tahun 2016 tentang Percepatan Pengembangan Industri Farmasi dan Alat Kesehatan serta Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan, BPOM telah dan akan terus mengawal penelitian hingga hilirisasi obat.
- Berita Terkait: Memperkokoh Brand Produk OMAI- Brand Made In Indonesia ke Pasar Dunia
- Berita Terkait: HerbaKOF: Obat Modern Asli Indonesia Memperoleh Halal Award
- Berita Terkait: Dexa Group Mendapat Penghargaan Best Halal Innovation
Dikutip dari laman resmi Badan POM, BPOM selalu siap memfasilitasi dan mendampingi sejak awal tahap riset, pengembangan, hingga produksi obat. BPOM mendorong penggunaan bahan baku obat produksi lokal melalui asistensi regulatori untuk memfasilitasi change source, coaching clinic pelaksanaan uji bioekivalensi, dan percepatan proses registrasi variasi dengan tetap berpedoman pada standar dan/atau persyaratan keamanan dan mutu obat.
Kemudian, sebagai bagian dari rantai pasok, pelaku usaha di bidang distribusi obat dan bahan obat juga berperan sangat penting. Kondisi geografis Indonesia yang memiliki lebih dari 17 ribu pulau menjadi tantangan sekaligus peluang dalam hal distribusi obat.
Pelaku usaha distribusi obat harus mengembangkan sistem distribusi yang mampu menjaga mutu serta integritas rantai pasokan obat dan bahan obat, dari hulu produksi hingga di tangan konsumen akhir di seluruh pelosok negeri.
Wakil GPFI, Ferry A. Soetikno dalam sambutannya menjelaskan bahwa Rakernas kali ini dilakukan untuk membahas dan memutuskan segala sesuatu yang berhubungan dengan program kerja di setiap bidang GPFI. Terutama di tengah banyaknya dinamika yang terjadi di masa lampau dan segala antisipasi yang harus dilakukan untuk waktu yang akan datang.
"Kami menyadari bahwa pencapaian yang sudah diraih oleh GPFI berkat pembinaan, pendampingan, dan dukungan dari pemerintah kepada setiap pelaku usaha. Dalam hal ini Kementerian Kesehatan, Kementerian Perindustrian, dan juga khususnya BPOM", jelasnya.
Senada dengan BPOM, Wakil Walikota Surakarta, Teguh Prakosa sebelum membuka Rakernas secara resmi juga menyatakan apresiasinya terhadap industri farmasi Indonesia yang sudah semakin mandiri dan bisa bersaing dengan produksi luar negeri.
Teguh berharap agar farmasi Indonesia terus maju melakukan research untuk mengembangkan inovasi agar dapat memperkuat struktur industri farmasi.
"Saya yakin GPFI dapat berkontribusi dalam mengurangi ketergantungan obat impor", tegas Teguh.
GPFI merupakan mitra strategis BPOM dalam melindungi dan meningkatkan kesehatan masyarakat. Apresiasipun diberikan kepada GPFI untuk kerja sama yang telah dibangun atas dasar komitmen, tanggung jawab, keterbukaan, dan saling percaya dalam penjaminanan keamanan, khasiat dan mutu obat di Indonesia.
Togi Junice Hutadjulu, selanjutnya menyatakan bahwa BPOM memandang Rakernas GPFI adalah forum strategis untuk merumuskan kebijakan serta upaya kunci untuk meningkatkan daya saing produk farmasi nasional dan mewujudkan kemandirian industri farmasi di dalam negeri. Oleh karenanya, BPOM mendukung penuh kegiatan ini dan siap berdialog dengan rekan-rekan GPFI.
"Semoga sinergi yang telah terjalin baik antara BPOM dan GPFI selama ini dapat terus dan ditingkatkan guna tercapainya dunia farmasi Indonesia kuat dan mandiri untuk turut mewujudkan Visi Indonesia Emas 2045", tutupnya. Redaksi OMAIdigital.id