![]() |
Ada kebahagiaan membuncah jika kita dapat berperan dalam pergerakan yang heroik untuk kemajuan bangsa. Peran itu dapat hadir dari semua elemen masyarakat. Saya mencoba hal ini dengan keteguhan hati. |
OMAIdigital.id- 76 Tahun Indonesia Merdeka, mari Kibarkan Merah Putih dan gelarkan karpet merah untuk kejayaan Obat Herbal Indonesia. Saatnya, keragaman kekayaan hayati Indonesia menjadi penopang perekonomian nasional, menjadi ’lokomotif’ kemandirian obat Nasional.
Gelora semangat para pahlawan kemerdekaan Indonesia- ketika merebut kemerdekaan dari penjajah- kiranya perlu kita hadirkan kembali untuk ’merebut’ pasar obat herbal dunia yang kini besarannya mencapai Rp. 2.000 T. Mari kita bikin Indonesia tersenyum....bangga dengan Obat Herbal Indonesia.
Sayang senyum itu belum mengembang, dan bahkan kini masih dalam suasana yang muram. Hal ini tergambar dari betapa galaunya Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo saat memperingati 76 Tahun Indonesia Merdeka Tahun 2021, melihat fakta masih tingginya importasi bahan baku obat.
Pagi itu, Senin, 16 Agustus 2021 di Ruang Rapat Paripurna, Gedung Nusantara MPR/DPR/DPD RI, Jakarta, Presiden Jokowi mengenakan pakaian adat suku Baduy lengkap Tas Koja melintang dibadannya- menyampaikan Keterangan Pemerintah atas RUU APBN Tahun Anggaran 2022 beserta Nota Keuangannya di depan Rapat Paripurna DPR RI.
- Berita Terkait: Era Industri 4.0 dan Peluang Obat Modern Asli Indonesia Mengglobal
- Berita Terkait: Menggiurkan Potensi Bahan Baku Obat Herbal Indonesia
- Berita Terkait: Presiden Jokowi Kunjungi Booth Dexa Group pada Event IAID 2019
"Kemandirian industri obat, vaksin, dan alat-alat kesehatan masih menjadi kelemahan serius yang harus kita pecahkan. Tetapi, pandemi telah mempercepat pengembangan industri farmasi dalam negeri, termasuk pengembangan vaksin merah-putih, dan juga oksigen untuk Kesehatan. Ketersediaan dan keterjangkauanharga obat akan terus kita jamin, dan tidak ada toleransi sedikit pun terhadap siapa pun yang mempermainkan misi kemanusiaan dan kebangsaan ini," tegas Presiden Jokowi yang tentunya menjadi keprihatinan kita semua.
Ketergantungan terhadap bahan baku obat kimia yang sudah berlangsung seumur Republik Indonesia ini harus berani untuk kita akhiri. Potensi biodiversitas kita besar- memang tidak semua obat konvensional dapat digantikan dengan obat herbal. Namun, secara kalkulasi ekonomi, dengan menggenjot ekspor obat herbal dan Jamu, maka mulai ada keseimbangan antara nilai impor bahan baku obat kimia dengan volume ekpspor obat herbal dan Jamu ke pasar dunia.
Membuka pasar obat herbal Indonesia yang sudah teruji klinis masuk ke dalam sistem JKN BPJS Kesehatan- adalah cara cerdas meningkatkan demand. Membuka pasar Jamu dan OHT untuk pasar swamedikasi dan menjadi bagian modalitas pengobatan tradisional- baik yang dilakukan mandiri atau di Griya Sehat, dan Kafe-Kafe Jamu di seantero nusantara juga potensi pasar yang besar- dan berbasis kearifan lokal.
Itu yang saya maksud, "Kita Kibarkan Merah Putih-Kita Gelarkan Karpet Merah untuk Obat Herbal Indonesia, untuk Jamu Indonesia" menjadi tuan rumah di negeri sendiri, dan tampil terhormat di pasar global menyehatkan masyarakat dunia.
Momentum Penguatan Lintas Lembaga
Saya diundang oleh Badan POM untuk menjadi salah satu penanggap pada Focus Group Discussion (FGD) Orang Tua Angkat UMKM Jamu yang diadakan oleh Badan POM, pada Kamis, 19 Agustus 2021, dengan tema "Harapan dan Kebutuhan UMKM Obat Tradisional terhadap Orang Tua Angkat".
Ada tiga makro strategis yang saya sampaikan pada saat itu, yaitu:
- Demand readiness level- tingkat kesiapan permintaan pasar. Dengan menyederhanakan konsep ini, saya gunakan diksi yng mudah: "Gelarkan karpet merah untuk membesarkan pasar Jamu, OHT, dan Fitofarmaka OMAI. Agar ketiga kategori obat tradisional Indonesia ini, berkembang optimal di negeri sendiri, ’harum’ pasarnya di pasar global. Fitofarmaka OMAI diberikan karpet merah untuk masuk JKN BPJS Kesehatan- seperti halnya Kampo-obat tradisional Jepang- yang juga menjadi bagian dari sistem Kesehatan di Jepang, diresepkan dokter di rumah-sakit. Jamu dan OHT dibukakan pasar melalui jalur-jalur pemasaran di swamedikasi, pelayanan pengobatan tradisional di Griya Sehat, juga ditumbuhkan Kafe Jamu untuk menjadi bagian dari menyehatkan masyarakat.
- Branding and promotion. Obat herbal Fitofarmaka Indonesia (OMAI) sudah banyak di ekspor di berbagai negara dan juga diresepkan oleh para dokter di rumah-sakit di manca negara. Produk Jamu dan OHT juga sudah banyak diekspor dengan nilai ekspor yang terus meningkat. Sayang sekali, peran pemerintah untuk mengakselerasi melalui branding and promotion- nyaris tidak terdengar. Padahal dengan kekayaan mega biodiversitas yang ada di bumi Indonesia, potensi ini dapat dijadikan dari bagian dari Nation Branding.
- Link and match. Pendidikan profesi dokter, agar segera memasukkan kurikulum Herbal Indonesia, agar setelah lulus- para dokter sudah paham dengan konsep Obat Herbal Fitofarmaka-OMAI- yang sudah teruji klinis selayaknya obat konvensional. Seperti halnya para dokter-dokter di Jepang yang sudah paham atas manfaat Kampo sehingga setekah lulus dapat meresepkan Kampo.
Peserta yang hadir di forum ini, berasal dari berbagai kementerian, seperti: Kemenko Ekonomi, Koperasi, Pertanian, Badan POM, pengusaha, dan akademisi, coba disampaikan kepada Bapak Presiden tentang perlunya ’karpet merah’ untuk obat herbal Indonesia, agar menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Menjadi bagian dari pengobatan nasional, dan mendulang transaksi ekspor untuk merebut potensi pasar herbal dunia sebesar Rp. 2.000 T, sebagaimana dikemukakan oleh Kepala Badan POM, Penny K. Lukito.
Dukungan Lintas Sektor, Siap Mengibarkan Kejayaan Obat Herbal Indonesia
Berikut ini, link dukungan dari para stakeholders- yang semuanya optimis Jamu, OHT, dan OMAI Fitofarmaka dapat menjadi penopang Kesehatan masyarakat dan perekonomian nasional.
- Menggiurkan Pasar Herbal Dunia Rp. 2.000 T
- Menteri Keuangan: Industri Jamu Akan Terus Maju
- Tiga Pesan Penting Ketum GP. Jamu
- Merajut Kemandirian Obat Nasional, OMAI Masuk Sistem JKN
- DPR Dukung Obat Herbal Masuk BPJS Kesehatan
- Saatnya Indonesia Memiliki Kemandirian Herbal Medik
- YLKI Mendesak Obat Herbal Teruji Klinis Masuk Fornas
Jika para pahlawan bangsa mampu merebut kemerdekaan dengan bersenjata bambu kuning, dan sikap milatan berani berkorban harta dan jiwa untuk berjuang demi negara. Sekiranya, role model itu juga dapat kita kloning untuk menjadikan potensi bangsa Indonesia berupa keragaman kekayaan hayati dijadikan solusi bangsa untuk kemandirian obat nasional!
Dengan segala keterbatasan, saya ikut mengibarkan Merah Putih mengangkasa, saya ikut membantu menggelar karpet merah untuk Jamu, OHT dan OMAI Fitofarmaka menjadi tuan rumah di negeri sendiri, dan moncer di manca negara. Kini tinggal menunggu, satu komando: dari Istana Kepresidenan!
Salam sehat, sehat Bangsa-Ku, makmur Negeri-Ku.
Karyanto/Fouder OMAIdigital.id