Waspada, Bayi Lebih Rentan Terinfeksi Respiratory Syncytial Virus (RSV)
Tanggal Posting : Kamis, 23 November 2023 | 11:27
Liputan : Redaksi OMAIdigital.id - Dibaca : 225 Kali
Waspada, Bayi Lebih Rentan Terinfeksi Respiratory Syncytial Virus (RSV)
Diketahui bahwa bayi lebih rentan terkena infeksi RSV daripada orang dewasa.

OMAIdigital.id- Respiratory syncytial virus atau RSV adalah jenis virus yang menyerang sistem pernapasan. Jenis virus ini menjadi penyebab tersering dari pneumonia dan bronkiolitis pada anak-anak. Diketahui bahwa bayi lebih rentan terkena infeksi RSV daripada orang dewasa.

Secara umum, gejala yang ditimbulkan akibat infeksi RSV mirip dengan flu dan batuk biasa. Sehingga, perawatan mandiri di rumah dapat meringankan gejala hingga memulihkan tubuh yang sakit. Namun, infeksi virus ini dapat menimbulkan gejala yang lebih serius pada bayi atau anak di bawah usia 1 tahun.

Virus ini paling sering menyebabkan bronkiolitis dan pneumonia pada anak-anak, terutama anak berusia di bawah 1 tahun. Bahkan pada bayi di bawah usia 6 bulan, virus ini dapat menyebabkan kematian. Karenanya, beberapa anak memerlukan perawatan di rumah sakit akibat virus ini.

Penyebab RSV pada Bayi

Dikutip dari website Siloam Hospitals, RSV adalah virus menular yang dapat masuk ke tubuh melalui mata, hidung, dan mulut. Sedangkan untuk penularannya sendiri bisa melalui percikan air liur (droplets) dari penderita saat sedang bersin atau batuk.

Selain itu, RSV juga bisa bertahan hidup di atas permukaan benda dalam waktu yang lama, seperti gagang pintu dan meja. Jika bayi menyentuh atau tersentuh permukaan yang telah terkontaminasi virus, ia berisiko lebih tinggi tertular infeksi RSV.

RSV diketahui lebih cepat dan mudah menular di awal masa infeksi. Hal ini berarti orang yang terinfeksi dapat lebih cepat menularkan virusnya ke orang lain, umumnya dalam waktu seminggu setelah ia terinfeksi. Meski begitu, RSV tetap bisa menular ke orang lain setidaknya sampai 4 minggu setelah penderitanya terinfeksi.

Faktor Risiko Infeksi RSV

Bayi akan lebih berisiko terkena infeksi RSV ketika diajak pergi ke tempat yang ramai, seperti tempat bermain atau penitipan anak. Selain itu, beberapa faktor lainnya yang dapat meningkatkan risiko penularan atau infeksi RSV adalah sebagai berikut:

  • Berusia di bawah 1 tahun, terutama pada bayi di bawah usia 6 bulan.
  • Menderita penyakit jantung bawaan.
  • Bayi yang lahir prematur.
  • Menderita gangguan pernapasan.
  • Memiliki daya tahan tubuh yang lemah.
  • Menderita gangguan saraf dan otot yang dapat membuat anak sulit batuk atau menelan, seperti muscular dystrophy.

Gejala RSV pada Bayi

Adapun beberapa gejala infeksi RSV pada bayi yang penting untuk diketahui oleh orang tua adalah sebagai berikut:

  • Tampak kesulitan bernapas, misalnya pernapasannya menjadi sangat cepat, memerlukan tenaga ekstra untuk bernapas, atau seperti menarik leher saat bernapas.
  • Apnea, yaitu kondisi di mana bayi tidak bernapas selama beberapa saat.
  • Tidak dapat menyusu dengan baik karena merasa sesak.
  • Nafsu makan menurun.
  • Batuk-batuk.
  • Tidak terlalu aktif bergerak seperti biasanya.
  • Tulang rusuk menonjol dan perut mengembang ketika mengambil napas.
  • Napas bayi terjeda.
  • Jumlah penggantian popok basah lebih sedikit dari biasanya. Pasalnya, jika popok bayi tidak basah selama 6-8 jam, maka hal tersebut menandakan frekuensi pipis bayi yang menurun dan dapat mengindikasikan adanya suatu gangguan tertentu. Itulah sebabnya, sebaiknya orang tua segera memeriksakan kondisi tersebut ke dokter.
  • Muncul semburat biru di sekitar bibir dan kuku bayi (sianosis). Hal ini menandakan bahwa si kecil kekurangan oksigen.

Cara Mencegah Infeksi RSV

Beberapa upaya yang bisa dilakukan untuk mencegah infeksi respiratory syncytial virus atau RSV adalah sebagai berikut:

  • Rajin mencuci tangan, dalam hal ini orang tua perlu mengajarkan anak untuk mencuci tangan dengan cara yang benar.
  • Jika belum mencuci tangan, hindari memegang atau mencium wajah anak. Selain itu, ajarkan juga kepada anak untuk tidak menyentuh wajah, mulut, atau hidung dengan tangan yang belum dibersihkan.
  • Menghindari dan menjauhkan anak agar tidak kontak langsung dengan orang yang sedang sakit.
  • Membersihkan mainan anak serta benda-benda yang sering disentuh oleh si kecil secara berkala.
  • Menutup mulut saat batuk atau bersin.

Penting bagi orang tua untuk lebih memperhatikan aktivitas dan lingkungan sekitar anak sebagai bentuk pencegahan infeksi maupun penularan respiratory syncytial virus (RSV). Kepedulian terhadap kesehatan dan kebersihan anak akan membantu mendukung tumbuh kembang anak menjadi lebih optimal serta menjauhkannya dari risiko terkena berbagai penyakit. Redaksi OMAIdigital.id


Kolom Komentar
Berita Terkait

Copyright 2024. All Right Reserved

@omaidigital.id

MENULIS sesuai FAKTA, MENGABARKAN dengan NURANI

Istagram dan Youtube: