Gelar Profesor Kehormatan ini diberikan pertama kalinya oleh Unika Atma Jaya. Dr. Raymond R. Tjandrawinata dinilai memiliki teroboson dan sumbangsih dalam pengembangan ilmu bioteknologi farmasi. |
OMAIdigital.id- Solusi kemandirian obat Nasional, akan terwujud antara lain: dengan memanfaatkan sumber kekayaan hayati Indonesia sebagai bahan baku obat alam, yang diriset menjadi obat herbal Fitofarmaka, sehingga memiliki evidence based medicine, kemudian diproduki-didistribusikan, dan selanjutnya digunakan oleh para dokter di pelayanan kesehatan di seluruh Indonesia.
Obat herbal Fitofarmaka yang kini dikenal sebagai Obat Modern Asli Indonesia (OMAI)- oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia telah ditetapkan peraturan Kepmenkes No. HK.01.07/MENKES/1163/2022 pada tanggal 19 Mei 2022 tentang Formularium Fitofarmaka.
Melalui kebijakan ini, maka OMAI Fitofarmaka dapat digunakan di pelayanan kesehatan di seluruh Indonesia! Ini menjadi sejarah baru bagi ekosistem pengobatan nasional dengan menggunakan obat herbal yang sudah teruji klinis- sudah terbukti efikasinya melalui uji ilmiah.
Produk OMAI sudah digunakan oleh ribuan dokter Indonesia, dan para dokter di berbagai negara, khususnya negara ASEAN. Dengan fakta ini, maka produk OMAI sudah masuk ke pasar dunia.
- Berita Terkait: OMAI Hasil Riset DLBS, Mendapat Apresiasi Menristek Indonesia
- Berita Terkait: 15 Faktor Pembeda Keunggulan Pusat Riset OMAI DLBS
- Berita Terkait: Inovasi OMAI Makin Mendunia, Bangga Buatan Indonesia
Korporasi yang menjadi pioner dalam memproduksi OMAI Fitofarmaka adalah Dexa Group- yang baru saja mendapat penghargaan dari Menteri Kesehatan Republik Indonesia sebagai Produsen Fitofarmaka Terbanyak di Indonesia.
Awarding ini diberikan pada saat Pameran Hari Kesehatan Nasional Tahun 2022 yang berlangsung di ICE, BSD, Tangerang, Banten pada 3 November 2022.
Saintis yang menjadi penggawa Riset OMAI DLBS Dexa Group adalah Dr. Raymond Rubianto Tjandrawinata.
Sebagai Tokoh Obat Modern Asli Indonesia (OMAI), Dr. Raymond Rubianto Tjandrawinata- pada Selasa 15 November 2022 menerima Anugerah Gelar Profesor Kehormatan Bidang Bioteknologi Farmasi dari Unika Atma Jaya Jakarta dari Unika Atma Jaya, di Unika Atma Jaya Kampus 3 BSD, Banten.
Kehormatan ini diberikan untuk pertama kalinya oleh Unika Atma Jaya, karena Dr. Raymond R. Tjandrawinata dinilai telah terbukti memiliki teroboson dan sumbangsih ilmu pengetahuan bagi perkembangan ilmu bioteknologi farmasi.
Tampak hadir pada Pemberian Anugerah Gelar Profesor tersebut, antara lain: Wakil Rektor Bidang Penelitian dan Kerja Sama Unika Atma Jaya, Dr. Yohanes Eko Adi Prasetyanto, Dekan Fakultas Teknobiologi Unika Atma Jaya, Yogiara Ph.D., Pimpinan Dexa Group, Ferry Soetikno, Pimpinan Dexa Medica, V. Hery Sutanto, dan jajaran Direksi Dexa Group.
15 Faktor Pembeda Keunggulan Pusat Riset OMAI DLBS Dexa Group
Obat Modern Asli Indonesia (OMAI) dapat menjadi pendorong kemandirian obat nasional dengan memanfaatkan kekayaan hayati (biodiverstas) Indonesia sebagai bahan baku obat. OMAI yang sudah teruji klinis dapat menjadi substitusi produk obat konvensional yang bahan bakunya masih 90% impor.
Produk OMAI diharapkan segera masuk dalam sistem Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) BPJS Kesehatan, agar dapat digunakan para dokter untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
OMAI juga telah sukses dipasarkan di global market- digunakan masyarakat internasional dan juga para dokter di berbagai manca negara.
Berikut ini penjelasan Direktur Eksekutif DLBS (Dexa Laboratories of Biomolecular Sciences)- PT. Dexa Medica, Dr. Raymond R. Tjandrawinata, PhD, DSc, MBA, FRSC.- pakar Molecular Pharmacologist yang menekuni bidang drug discovery dari bahan alam Indonesia.
"Ada 15 faktor pembeda sebagai keunggulan daya saing yang dimiliki oleh Pusat Riset OMAI DLBS Dexa Medica. Semua itu kami disain, agar produk OMAI yang kami riset dari bahan alam asli Indonesia, kemudian kami uji klinis sehingga khasiatnya setara dengan obat konvensional," tegas Raymond Tjandrawinta yang perna meraih WIPO Medal for Inventors 2018 yang diserahkan oleh Wakil Presiden Republik Indonesia, M. Jusuf Kalla.
OMAI yang kami produksi, lanjut Raymond Tjandrawinata, dapat menjadi produk obat herbal yang diresepkan para dokter di rumah sakit dan pelayanan kesehatan lainnya, sehingga dapat menjadi mainstream dalam pengobatan nasional. "OMAI juga sukses kami pasarnya di banyak negara," urainya kepada Redaksi JamuDigital.Com
Pusat Riset OMAI DLBS Dexa Medica- sebagai pioner riset OMAI- memiliki banyak faktor pembeda, sehingga unggul dalam banyak aspek. Pembeda tersebut adalah:
- Komitmen menggunakan 100% Biodiversitas Indonesia
- Discovery obat baru dari bahan alam dengan teknologi penapisan modern menggunakan metode TCEBS (Tandem Chemistry Bioassay System).
- Proses ekstraksi di DLBS menggunakan Advance Fractionation Technology (AFT)- proses pembuatan ekstraksi bertingkat untuk menemukan fraksi spesifik yang tepat untuk mengobati penyakit. Bioactive fraction yang dihasilkan DLBS memiliki kemurnian yang lebih tinggi dibandingkan ekstrak biasa.
- Hasil risetnya dipatenkan selain di Indonesia, juga di berbagai negara (Hak Atas Kekayaan Intelektual- yang diakui di tingkat internasional)
- Uji klinis mengacu pada CUKB (Cara Uji Klinis yang Baik) yang ditetapkan BPOM
- Mendukung Kemandirian Obat Nasional
- Menggunakan pendekatan Biomolecular Science
- Menggunakan pendekatan EBM-evidence based medicine
- Melakukan produksi yang sesuai dengan Good Manufacturing Practices
- Kegiatan litbang di DLBS, sudah diakreditasi independen oleh auditor KNAPPP (Kemenristek BRIN) dan AAALAC (Association for Assessment and Acreditation of Laboratory Animal Care International)
- Sertifikasi laboratorium, dan proses riset yang mengacu pada standart internasional (ISO, GCP International)
- Mendapat beragam penghargaan internasional dan nasional: WIPO Medal for Inventor Award, SINTA Award, Habibie Award, dan lain-lain.
- Hasil riset terindek di Jurnal Internasional dan Nasional (Scopus, SINTA, dan lain-lain)
- Mendapat trust dari profesi Kesehatan di Indonesia dan manca negara
- Dipasarkan di pasar nasional dan global market.
Kembali ke Tanah Air Fokus Menemukan Obat Bahan Alam Indonesia
DR. Raymond R. Tjandrawinata, Ph.D., MBA, FRSC, FACN, D.Sc. adalah Ahli Farmakologi Molekuler Indonesia yang saat ini menjabat sebagai Direktur Eksekutif Dexa Laboratories of Biomolecular Sciences (DLBS) PT Dexa Medica.
DLBS adalah lembaga riset multidisipliner yang melakukan riset untuk menemukan obat baru dari bahan alam Indonesia.
Hasil riset DLBS PT. Dexa Medica berupa bahan baku aktif obat herbal ini, telah dipatenkan di Indonesia dan di lembaga Internasional melalui skema Patent Cooperation Treaty. Hingga saat ini, DLBS telah memiliki 56 paten Internasional di berbagai negara (Amerika, Eropa, Australia, Jepang, Korea, dan beberapa negara lain), dan 10 paten di Indonesia.
Pria kelahiram 7 Januari 1964, di Jember, Jawa Timur ini, ditengah aktifitasnya memimpin DLBS, juga mengabdikan diri sebagai Kepala Program Studi Magister Bioteknologi, Fakultas Bioteknologi, Universitas Atma Jaya, Jakarta.
Raymond menyelesaikan gelar Sarjana di Bidang Kimia dan Biologi di University of the Pacific di Stockton, CA. Memperoleh gelar M.Sc dan Ph.D Bidang Biokimia dari University of California, Riverside. Melanjutkan Postdoctoral Fellow UCSF Bidang Farmakologi Molekuler di California San Francisco School for Medicine. Gelar MBA didapatnya dari Ageno School of Business di San Francisco, CA. Sedangkan gelar D.Sc diraihnya di International Board of Alternative Medicine.
Selain itu, Raymond Tjandrawinata ditunjuk sebagai Fellow American College of Nutrition (FACN) dan Royal Society of Chemistry (FRSC). Raymond juga tertarik mempelajari Traditional Chinese Medicine (TCM) dengan mengikuti pendidikan di East West School of Herbal Medicine di Santa Cruz, CA. Kemudian mempelajari Akupunktur dari Dr. Ho Chul Kil, Direktur Sekolah Akupunktur Internasional Indonesia di Jakarta.
Makalah ilmiah hasil karya Raymond Tjandrawinata diterbitkan di berbagai Jurnal Ilmiah yang diindeks oleh ICI, PubMed dan Scopus, dan telah disitasi lebih dari 2.300 publikasi yang tercatat oleh Google Scholar dengan H-index saat ini 24.
Sebagai Ahli Farmakologi Molekuler di Indonesia, Raymond Tjandrawinata sering menjadi narasumber dari berbagai media massa Nasional, antara lain: Metro TV, Jawa Pos TV, Inews, Kompas, Bisnis Indonesia, Bloomberg BusinessWeek, Republika, Media Indonesia, Detik.Com, National Geographic Indonesia dan lain-lain.
Berbagai penghargaan nasional dan internasional telah diterima Raymond Thandrawinta, antara lain: Penghargaan SINTA- Bidang Sains & Teknologi, dari Kemenristekdikti Republik Indonesia, WIPO Medal for Inventor dari World Intellectual Property Organization, Habibie Award Bidang Kedokteran dan Bioteknologi.
Selamat Prof. Raymond R. Tjandrawinata! Terus berkarya untuk kemandirian obat nasional melalui produk OMAI yang diapresiasi oleh para dokter Indonesia, dan para dokter di berbagai negara!
Salam,
Karyanto, Founder OMAIdigital.id