Reportase dari Manila: Potensi Filipina Menjadi Pilihan Produsen Obat Herbal Indonesia Masuk ASEAN
Tanggal Posting : Minggu, 9 Juli 2023 | 10:53
Liputan : Redaksi OMAIdigital.id - Dibaca : 346 Kali
Reportase dari Manila: Potensi Filipina Menjadi Pilihan Produsen Obat Herbal Indonesia Masuk ASEAN
Rabu pagi- 11 Desember 2019, saya mencicipi Fast Food Jollibee brand lokal Filipina- yang digemari masyarakat Manila. Menu aneka ayam goreng....!

OMAIdigital.id- Pada suatu pagi, pukul 6 waktu Manila, Rabu, 11 Desember 2019- saya mendarat di The Ninoy Aquino International Airport. Masyarakat Manila- Filipina hari ini, sedang menyiapkan penutupan pesta olah raga Sea Games 2019, di Stadion Atletik, New Clark City, sekitar 100 kilometer dari Ibu Kota Manila.

Suasana menyambut event internasional olah raga negara-negara ASEAN di Filipina ini, sudah terasa sejak di pesawat Philippine Airline. Di sandaran kursi tempat duduk, sudah tersedia Majalah dengan Cover berjudul: "We Fly as One, Philippine Airline is the Official Airline of The 30th Sea Games."

Di bandara The Ninoy Aquino International Airport juga tampak beberapa banner Sea Games 2019, namun memang tidak terlalu mencolok. Peringkat Indonesia, diprediksi tidak beranjak pada urutan ke-4. Dan semalam, Timnas Indonesia juga digulung Vietnam dengan skor 3-0. Ala mak...prestasi olah raga Indonesia di kawasan ASEAN makin merosot.

Saya ke Manila- sejatinya bukan untuk menyaksikan kompetisi olah raga Sea Games, tetapi ingin mencoba menyelisik potensi pasar obat herbal Indonesia di kawasan ASEAN. Apa saja sih, yang perlu menjadi perhatian, agar produk obat herbal Indonesia sukses di pasar ASEAN?

Dari banyak bincang-bincang dari para eksportir, ada satu benang merah yang mengerucut pada narasi demikian: Para produsen obat herbal Indonesia perlu memiliki keunggulan daya saing dan inovasi, agar sukes membidik pasar ASEAN (Association of Southeast Asian Nations)- Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara, sebagai strategi awal merambah ke pasar global.

Sejumlah perusahaan Indonesia yang memproduksi obat herbal dan Jamu- yang produknya sudah eksis di ASEAN, antara lain: Dexa Medica, Kalbe Farma, Martha Tilaar Group, Sido Muncul, Deltomed, Industri Jamu Borobudur, Kino, Air Mancur, Jamu Jago.

Narasi tersebut diatas- terlihat simple, tetapi setelah diurai, ternyata cukup ruwet juga sih! Namun, ganjarannya juga sepadan- jika mampu mengurainya, sebab potensi pasar Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) sangat besar. Mengapa pasar ASEAN dapat dijadikan tujuan ekspor obat herbal Indonesia?

Sebab, secara rumpun budaya, diantara MEA sudah tidak terlalu asing lagi dengan pengobatan herbal/tradisional di negara masing-masing. Lantas, sudahkah para pengusaha obat herbal Indonesia membidiknya secara jitu dan tidak malu-malu?

Era back to nature yang melanda dunia- juga melanda kawasan ASEAN. Populasi pasar ASEAN dengan total penduduk sebesar sekitar 600 juta jiwa, tentunya membuat ASEAN muncul sebagai kekuatan ekonomi dunia yang akan terus bertumbuh.

ASEAN didirikan pada 8 Agustus 1967 di Bangkok- Thailand, dengan penandatanganan Deklarasi ASEAN (Deklarasi Bangkok) oleh lima Founding Fathers of ASEAN: Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura dan Thailand.

Menyusul kemudian bergabung Brunei Darussalam (7 Januari 1984), Vietnam (28 Juli 1995), Laos & Myanmar (23 Juli 1997), Kamboja (30 April 1999). Sepuluh negara ASEAN ini memiliki semboyan: "One Vision, One Identity, One Community".

1.Karyanto di Manila 2019

Keterangan Foto: Karyanto didepan Manila Cathedral di Beaterio St, Cabildo St, Intramuros, Manila, 1002 Metro Manila, Philippines (Kamis, 12 Desember 2019).

Timor Leste hingga tahun 2019 ini, belum menjadi anggota ASEAN. Namun, Timor Leste dikutsertakan pada kegiatan antar negara Asia Tenggara. Seperti pada event SEA Games 2019 yang baru saja berlangsung di Manila pada bulan November-Desember 2019 ini.

ASEAN kemudian melahirkan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)- sebuah bentuk integrasi ekonomi regional yang menjadikan ASEAN sebagai kawasan kompetitif bagi kegiatan investasi dan perdagangan bebas.

Indonesia, dengan populasi, luas wilayah, dan nilai PDB (Produk Domestik Bruto) terbesar di ASEAN, akan mampu menjadi pemain besar di pasar MEA. Kini hambatan perdagangan cenderung berkurang- bahkan menuju tidak adanya hambatan, maka ekspor ke ASEAN diharapkan meningkat seiring dengan menaiknya daya beli.

Perlu diperhatikan adalah terpenuhi persyaratan minimal-berbagai kompetensi bagi para pengusaha Indonesia yang akan ’menyerbu’ pasar ASEAN. Sejumlah kompetensi, dan bidang-bidang keahlian yang harus dikuasai adalah: Perdagangan Internasional, Pengembangan Produk Pembiayaan,vPembayaran Ekspor, Promosi/Komunikasi Ekspor, Strategi Pemasaran Ekspor, dan Manajemen Mutu & Pemilihan Distribusi.

Anggota MEA memiliki budaya, selera, gaya hidup dan kemampuan daya beli yang berbeda-beda, sehingga para pengusaha obat herbal yang ingin memasarkan produknya di ASEAN harus inovatif dan memiliki keunggulan daya saing. Jika tidak, maka akan kalah bersaing dengan negara lain, karena sejatinya sesama anggota negara ASEAN sendiri juga berebut pasar untuk produknya masing-masing.

Persaingan pasar bebas, memaksa semua produk yang hadir harus sangat kompetitif, modern dan memenuhi selera generasi millennial.

Ikutin terus ya..’bocoran’ kiat-kiat sukses menembus pasar ASEAN dari para pebisnis yang sudah eksis di ASEAN atau dari para key opinion leader profesi kesehatan- yang akan memberikan insight ceruk-ceruk pasar yang masih menganga untuk dijadikan ladang memasarkan obat herbal di ASEAN.

Keep browsing on...OMAIdigital.id!

Reportase Karyanto- Founder OMAIdigital.id dari Manila 2019.


Kolom Komentar
Berita Terkait

Belum ada berita


Copyright 2024. All Right Reserved

@omaidigital.id

MENULIS sesuai FAKTA, MENGABARKAN dengan NURANI

Istagram dan Youtube: