Menteri Perindustrian RI., Airlangga Hartarto membuka Pameran Kosmetik dan Obat Tradisional, di Kantor Kemenperin, Jakarta, Rabu, 3 Juli 2019. |
OMAIdigital.id- Di tengah pandemi COVID-19 yang melanda di seluruh dunia, ada peluang besar untuk meningkatkan ekspor Jamu mengingat salah satu solusi, agar tubuh mampu ’menghadang’ virus Corona adalah dengan meningkatkan daya tahan tubuh.
Produk Jamu Indonesia banyak sekali yang dapat meningkatkan imunitas tubuh. Sebagai negara mega biodiversitas dunia, sumber bahan alam Indonesia untuk memasuk produk herbal dunia sangatlah kompetitif.
Menteri Perdagangan RI., Agus Suparmanto pernah menyampaikan bahwa nilai ekspor produk jamu atau biofarmaka Indonesia pada periode Januari-September 2020 meningkat 14,08 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Pencapaian ini cukup menggembirakan, terutama di tengah perlambatan ekonomi global akibat pandemi COVID-19.
"Setelah menurun selama periode lima tahun terakhir (2015-2019) kecuali pada 2017, ekspor jamu atau biofarmaka Indonesia berhasil mencatatkan nilai USD 9,64 juta pada JanuariSeptember 2020. Nilai tersebut naik 14,08 persen dibandingkan pada periode yang sama (Januari-September) tahun lalu yang senilai USD 8,45 juta," jelasnya dalam keterangan resminya pada Senin, 14 Desember 2020.
- Berita Terkait: Presiden Jokowi: Jadikan Keragaman Hayati untuk Kebangkitan Industri Obat Nasional
- Berita Terkait: Cegah Klaster Keluarga, Tingkatkan Imunitas dengan OMAI
- Berita Terkait: Periset OMAI Terpilih Sebagai Peneliti Terbaik SINTA 2020
Negara tujuan ekspor produk biofarmaka Indonesia pada periode Januari-September 2020 masih didominasi oleh India (62,30 persen), Singapura (6,15 persen), Jepang (5,08 persen), Malaysia (3,75 persen), dan Vietnam (3,17 persen).
Pada 2019, Indonesia menempati urutan ke-19 negara pengekspor jamu atau biofarmaka ke dunia dengan pangsa pasar 0,61 persen. Adapun pemasok jamu atau biofarmaka dunia masih dikuasai oIeh India (33,46 persen), Tiongkok (27,54 persen), dan Belanda (6,05 persen).
Agus menambahkan, untuk meningkatkan ekspor, Kemendag telah menyusun strategi peningkatan jangka pendek dan jangka menengah, salah satunya melalui pendekatan produk. Produk yang dijadikan fokus antara lain produk makanan dan minuman olahan; alat-alat kesehatan; produk pertanian, produk perikanan; serta produk agroindustri.
"Produk jamu, suplemen kesehatan, rempah-rempah, kosmetik, spa, dan aromaterapi termasuk dalam kategori produk-produk yang menjadi fokus strategi peningkatan ekspor tersebut," urai dia.
Produk biofarmaka menghadapi beberapa tantangan, antara lain akses pasar; kontinuitas dan ketepatan pengiriman; isu lingkungan; daya saing; sertifikasi organik; keberlanjutan; ketertelusuran; transparansi, hilirisasi; pengamanan perdagangan; hambatan nontarif, biaya logistik yang tinggi; good agricultural practices (GAP) and good manufacture practices (GMP).
Kondisi pandemi juga memberikan dampak terhadap perdagangan Indonesia termasuk produk rempah, antara lain adanya peningkatan biaya logistik, perubahan pola perdagangan global, kerja sama perdagangan tidak berjalan efektif selama pandemi Covid-19, dan adanya ancaman resesi ekonomi global.
Untuk menanggulangi hal tersebut, lanjut Mendag, berbagai upaya telah dilakukan pemerintah pusat, pemerintah daerah, asosiasi, para pelaku usaha, maupun pihak swasta lainnya untuk mempertahankan dan meningkatkan ekspor Indonesia. Sebagai contoh, penetrasi pasar melalui penyelesaian berbagai perundingan perjanjian perdagangan dan pengembangan pasar melalui kegiatan promosi.
Ragam Optimisme, Jamu Menembus Pasar Global
Rentetan optimisme untuk mewujudkan ekspor produk Jamu ke pasar dunia, dapat dibaca dari rangkaian jejak digital di bawah ini, yang dikompilasikan oleh Tim JamuDigital, silakan klik link di bawah ini:
- Kemenperin Mendorong Eskpor Jamu
- Tujuh Produsen Jamu, Teken Agreement Masuk ke China
- Industri Jamu Diracik Menjadi Andalan Ekspor
- Presiden Jokowi dan Herbal Indonesia Mendunia
Potensi produk Jamu dapat terus dikembangkan masuk ke pasar global, jika semua pihak yang terkait dapat terus bersinergi, saling mendukung dan berjuang bersama. Sebagai media khusus Jamu, kehadiran JamuDigital diharapkan dapat memerankan konsep penta helix, sinergi 5 pilar yaitu: Academia, Business, Government, Community dan Media.
Kini saat yang tepat untuk para produsen Jamu Indonesia melakukan kalkulasi bisnis, berhitung peluang ekspor Jamu yang kini terbuka lebar ditengah pandemi COVID-19. Tentu juga tidak sedikit rintangan yang menghadang, karena masih banyaknya negara yang sedang berkutat mengatasi pandemi, sehingga sejumlah kendala muncul akibat dari konsentrasi menghadapi virus Corona!
Salam sehat, minum Jamu. Redaksi OMAIdigital.id