Pimpinan Dexa Group, Ferry Soetikno memberikan penjelasan kepada Menristek RI., Bambang P.S. Brodjonegoro didampingi Raymond R. Tjandrawinata, Direktur Eksekutif DLBS. Foto: Dok. Dexa Group |
OMAIdigital.id- Obat Modern Asli Indonesia (OMAI) hasil riset DLBS Dexa Medica yang sudah dipasarkan di dalam negeri dan di ekspor ke berbagai negara, mendapat apresiasi dari Menristek RI. sebagai produk inovatif dan memiliki daya saing yang tinggi.
Obat Modern Asli Indonesia (OMAI) hasil riset saintis DLBS (Dexa Laboratories of Biomolecular Sciences) PT Dexa Medica banyak mendapatkan apresiasi dan dukungan dari pemerintah. Menteri Riset dan Teknologi (Menristek)/Kepala Badan Riset dan Inovasi (BRIN), Prof. Bambang P.S. Brodjonegoro memberikan apresiasinya saat melakukan kunjungan kerja ke DLBS di Cikarang pada Rabu, 8 Januari 2020.
Menristek didampingi Dirjen Penguatan Inovasi Kementerian Riset dan Teknologi RI., Dr. Jumain Appe. Ikut menyambut kehadiran Menristek adalah Pimpinan Dexa Group, Ferry Soetikno, Direktur Eksekutif DLBS, Dr. Raymond Tjandrawinata, Direktur Utama Dexa Medica, Wimala Widjaja, dan Direktur Keuangan Dexa Group, Fransisca Sunita.
Prof. Bambang P.S. Brodjonegoro memberikan apresiasi kepada Dexa Group yang telah mengupayakan penelitian dan pengembangan produk farmasi untuk menjadi produk yang bertaraf internasional dengan keunggulan yang inovatif dan berdaya saing, serta membawa kemajuan bagi Indonesia. Demikian dikutip dari press release yang dimuat di website Dexa Medica.
- Berita Terkait: Era Industri 4.0 dan Peluang Obat Modern Asli Indonesia Mengglobal
- Berita Terkait: Menggiurkan Potensi Bahan Baku Obat Herbal Indonesia
- Berita Terkait: Presiden Jokowi Kunjungi Booth Dexa Group pada Event IAID 2019
"Langkah ini merupakan wujud hilirisasi industri seperti yang diharapkan oleh pemerintah. Saya melihat Dexa Group telah menghasilkan produk riset dan teknologi yang inovatif berbahan baku keanekaragaman sumber daya biodiversitas asli Indonesia. Tentunya ini menjadi peran pemerintah untuk membantu hilirisasi industri agar semakin banyak dikonsumsi, dalam hal ini kami akan mengusulkan penggunaan obat-obatan Fitofarmaka di program kesehatan Pemerintah JKN," kata Prof. Bambang.
Pimpinan Dexa Group, Ferry Soetikno mengemukakan bahwa salah satu peran Dexa Group sebagai industri farmasi adalah mendukung upaya pemerintah untuk mewujudkan kemandirian bahan baku obat-obatan melalui penelitian dan pengembangan produk obat modern asli Indonesia (OMAI) yang dilakukan di DLBS.
"Dexa Group berkomitmen untuk terus berinovasi dalam hal riset dan penggunaan teknologi, ini juga merupakan cara membantu pemerintah untuk mendukung percepatan kemandirian bahan baku farmasi yang telah tertuang pada INPRES 6 Tahun 2016," kata Ferry Soetikno.
Keterangan Foto: Dr. Raymond Tjandrawinata dan Menristek RI., Bambang P.S Brodjonegoro saat berkunjung ke DLBS Dexa Medica, Rabu, 8 Januari 2020. Foto: Dok.Dexa Group.
Kemandirian Nasional dan Nilai Tambah Ekonomi
Sedangkan Executive Director DLBS, Dr. Raymond R. Tjandrawinata menjelaskan bahwa DLBS sebagai organisasi riset bahan alam, hingga saat ini telah meneliti dan memproduksi bahan baku aktif obat herbal. Upaya ini sebagai langkah mendorong kemandirian bahan baku obat nasional, sekaligus memberikan nilai tambah bagi perekonomian Indonesia, karena memberdayakan para petani hingga ke distributor.
"Melalui DLBS, Dexa Group melakukan kegiatan riset di tingkat hulu dengan mengembangkan sediaan farmasi dan memproduksi Active Pharmaceutical Ingredients (API) yang berasal dari makhluk hidup. Di tingkat hilir, inovasi pengembangan dari DLBS ini menghasilkan 18 produk berizin edar Fitofarmaka dari 26 produk berizin edar Fitofarmaka di Indonesia," kata Dr. Raymond.
Dr. Raymond menambahkan bahwa bersama ratusan saintis, DLBS telah menghasilkan OMAI di antaranya Inlacin yakni obat diabetes Fitofarmaka berbahan baku bungur dan kayu manis yang telah diekspor ke Kamboja dan Filipina. Produk Fitofarmaka lainnya adalah Redacid berbahan baku kayu manis yang bermanfaat untuk mengatasi gangguan lambung.
Produk OMAI penemuan DLBS lainnya adalah Inbumin berbahan baku ikan gabus yang bermanfat untuk membantu proses penyembuhan luka dan Disolf berbahan baku cacing tanah yang bermanfaat untuk memperlancar peredaran darah, serta rangkaian Herba Family, yaitu: HerbaKOF untuk obat batuk, HerbaCOLD untuk Flu, HerbaPAIN untuk sakit kepala dan nyeri otot, dan HerbaVOMITZ untuk gangguan lambung.
Saat ini, kegiatan litbang di DLBS, sudah diakreditasi secara independen oleh auditor KNAPPP (Kemenristek BRIN) dan AAALAC (Association for Assessment and Acreditation of Laboratory Animal Care International). Sedikitnya ada 50 produk inovasi dan ratusan publikasi ilmiah yang telah dilakukan DLBS terkait kegiatan litbang selama empat tahun terakhir. Selain itu, sekitar 42 hak paten terkait produk riset yang telah didaftarkan di sejumlah negara yakni: Indonesia, Amerika, Eropa, Australia, Korea Selatan, dan Jepang. Redaksi OMAIdigital.id