![]() |
Untuk menjamin pasokan dalam jumlah yang cukup (BBOBA) diperlukan model ekonomi mikro untuk mendorong sisi produksi. |
OMAIdigital.id- Redaksi OMAIdigital secara serial akan menurunkan artikel tentang Multiplier Effect Fitofarmaka jika masuk dalam Sistem JKN (Jaminan Kesehatan Nasional)- BPJS Kesehatan-sebagai bagian dari proses hilirisasi sektor Farmasi memanfaatkan kekayaan Obat Bahan Alam (OBA) Nusantara.
Berikut ini, dikutip dari makalah Dr.rer.nat. Chaidir, Apt. (Pusat Riset Bahan Baku Obat dan Obat Tradisional BRIN), berjudul "Strategi Penguatan Industri OBA (Obat Bahan Alam)", yang disampaikan pada Diskusi Ahli Pengembangan Kebijakan Bioekonomi pada Sektor Green Pharmacy di Indonesia ALMI -CCSF UI, Jakarta, 25 September 2024.
- Berita Terkait: Tahun 2025 ini, Menkes Mengurus Fitofarmaka OMAI Masuk Fornas JKN
- Berita Terkait: Breaking News...Menkes: Peraturan Fitofarmaka Masuk Fornas Sudah Selesai
Dr.rer.nat. Chaidir, Apt menyebutkan bahwa: Tantangan Terhadap Ketersediaan Bahan Baku Obat Bahan Alam Bermutu, dipengaruhi oleh dua aspek, yaitu:
Tantangan Teknis:
- Sumber tanaman obat dari alam liar- adulterasi, kepunahan
- Teknik budidaya, pascapanen dan teknik esktraksi mempengaruhi profil fitokimia, aktivitas farmakologi, sifat farmasetika dan kontaminasi- mengakibatkan kandungan senyawa aktif yang bervariasi, kualitatif dan kuantitatif
- BBOBA Simplisia dan Ekstrak mengandung campuran senyawa yang sangat kompleks- sehingga hubungan aktifitas farmakologi dan kandungan senyawa aktif tidak diketahui sepenuhnya
- Masih banyak senyawa marker tanaman obat belum diketahui-Kontrol kualitas produk BBOBA ekstrak sangat sulit
- Peralatan produksi sebagian besar masih import- Menambah investasi
Tantangan Sosial-Ekonomi:
- Akses informasi pasar dan rantai pasok dikuasai oleh broker
- Rantai pasok (supply chain) yang panjang menyebabkan keuntungan di tingkat petani kecil
- Jumlah kebutuhan BBOBA simplisia umumnya terbatas, tidak ada database pasokan dan permintaan
- Sentra produksi umumnya di pulau Jawa
Akibatnya :
- Hanya sedikit yang dibudidaya, 85 % dari tumbuhan liar, sehingga pasokan terbatas atau tidak berkelajutan
- Teknik pascapanen, pengemasan dan penyimpanan substandard
- Sering terjadi kesahalan jenis / pemalsuan
- Sebagian diekspor dalam bentuk simplisia, karena harga yang lebih baik
Masih banyak Pekerjaan Rumah dalam Pengembangan Obat Bahan Alam: Hulu- Hilir.
Dari Aspek Iptek:
- Studi etnofarmakologi tanaman obat- body of knowlegde dari keragaman etnis dan sub etnis
- Eksplorasi, karakterisasi taksonomi dan dokumentasi keragaman plasma nutfah tanaman obat
- Seleksi, kultivasi dan konservasi tanaman obat
- Budidaya dan pascapanen untuk produksi BBOBA Simplisia
- Skrining fitokimia dan isolasi senyawa aktif
- Teknolog ekstraksi untuk produksi BBOBA Ekstrak
- Evaluasi farmakologi in vitro dan in vivo
Dari Aspek Ekonomi, Kebijakan dan Pembinaan:
- Difusi Teknologi Tepat Guna untuk produsen BBOBA Simplisia
- Pembinaan (penerapan) CPOTB atau yang setara
- Integrasi dalam sistem pelayanan kesehatan
- Perlindungan HKI dan penerapan standar mutu
- Strategi business dan perdagangan
- Ikonisasi sistem kesehatan tradisional (termasuk Jamu)
Sedangkan dalam Perspektif Farmasi, terkait: Mutu, Khasiat dan Keamanan, dijelaskan sebagai berikut:
Obat Tradisional:
- Berbasis pada pengetahuan tradisional
- Bahan aktif: umumnya seduhan/rebusan mengandung berbagai senyawa
- Bekerja pada berbagai target reseptor dan mekanisme
- Klaim manfaat dan keamanan terbukti secara empiris
Obat Modern:
- Terinspirasi dari OT
- Bahan aktif: ekstrak air atau etanol-air mengandung berbagai senyawa
- Bekerja pada berbagai target reseptor dan mekanisme
- Klaim manfaat dan keamanan berdasarkan data quasi ilmiah
- Penemuan rasional
- Bahan aktif senyawa bioaktif tunggal via isolasi atau sintesis kimia
- Bekerja pada satu target reseptor dan mekanisme
- Klaim manfaat dan keamanan berdasarkan data ilmiah
Berikut Sejumlah Rekomendasi:
- Untuk menjamin pasokan dalam jumlah yang cukup diperlukan model ekonomi mikro untuk mendorong sisi produksi
- Selain riset ilmu hayati dan keteknikan, dibutuhkan juga riset sosial ekonomi untuk menghasilkan kebijakan dan regulasi bagi intervensi di bidang ekonomi mikro, perdagangan dan kelembagaan dalam bisnis BBOBA
- Disisi hilir perlu pemihakan dan pelembagaan penggunaan Jamu dan Obat Herbal dalam sistem Kesehatan nasional. Redaksi OMAIdigital.id