Kepala Badan POM: 4 Kunci Keberhasilan Kemandirian Obat
Tanggal Posting : Rabu, 26 Februari 2025 | 07:42
Liputan : Redaksi OMAIdigital.id - Dibaca : 70 Kali
Kepala Badan POM: 4 Kunci Keberhasilan Kemandirian Obat
Peran kampus dalam riset dan pengembangan akan mendukung proses kemandirian obat nasional.

OMAIdigital.id- Kepala BPOM, Taruna Ikrar mengatakan bahwa ketahanan kemandirian obat, bukan hanya kita bisa menyediakan obat itu, tetapi bagaimana obatnya dapat berkhasiat dan bermanfaat bagi masyarakat.

Hal diatas dikemukakan oleh Taruna Ikrar ketika menjadi pembicara pada Kuliah Pakar Program Studi Farmasi Program Sarjana Fakultas Kedokteran Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta (UPN Veteran Jakarta), 25 Februari 2025.

Materi yang disampaikan Kepala BPOM berjudul "Ketahanan Nasional dan Kemandirian Obat: Perspektif Kefarmasian dalam Pengobatan Modern."

Taruna Ikrar menyebutkan peran penting BPOM dalam mewujudkan ketahanan nasional melalui pengawasan obat dan makanan.

"BPOM melakukan pengawasan dan pengendalian khasiat, keamanan, serta mutu obat dan makanan secara komprehensif sepanjang product life cycle," ungkapnya seperti dikutip di laman web BPOM.

Siklus tersebut dimulai dari pencegahan (standardisasi, perizinan, pembinaan), pengawasan, hingga penindakan. Keseluruhan siklus ini berkesinambungan untuk memastikan produksi, distribusi, konsumsi obat dan makanan yang aman, bermutu dan berkhasiat, mewujudkan masyarakat Indonesia yang sehat sekaligus juga memperkuat industri obat dan makanan.

Kepada para peserta kuliah pakar, Kepala BPOM juga menegaskan komitmennya untuk mendukung penuh dan mengawal setiap upaya riset dan pengembangan hingga hilirisasi obat, vaksin, dan obat herbal. Upaya ini dilakukan untuk mewujudkan kemandirian nasional di bidang sediaan farmasi.

"Terdapat 4 kunci yang bisa membawa negara kita pada kemandirian obat," jelas Taruna Ikrar, yaitu:

  1. Memperkuat research and development
  2. Mendorong inovasi untuk memenuhi kebutuhan nasional
  3. Kerja sama lintas negara
  4. Peran Kampus dalam research and development

"Saatnya kampus punya peran dan sebaiknya bekerja sama juga dengan BPOM," tuturnya.

Menurut data BPOM, terdapat lebih dari 15.000 item produk obat bahan alam yang terdaftar sebagai jamu, 77 obat herbal terstandar, dan 20 fitofarmaka. Masih banyak tanaman obat yang belum diteliti.

Karena itu, menurut Taruna Ikrar, pengembangan obat herbal sangat terbuka lebar. Di sinilah peran BPOM untuk mempertemukan kampus/perguruan tinggi dengan industri.

BPOM mendukung dan mengawal kolaborasi penelitian antara perguruan tinggi dan industri. Kerja sama ini perlu dilakukan sejak awal agar hasil penelitian dapat dihilirisasi oleh industri.

Tak hanya tentang pengembangan obat herbal, beberapa peserta juga bertanya mengenai pengembangan obat dari produk biologi, akses obat-obatan inovatif, regulasi khusus terkait validasi data dan berbasis kecerdasan buatan, peluang ekspor obat modern asli Indonesia (OMAI), terapi gen, dan pengawasan peredaran obat dalam e-commerce. Redaksi OMAIdigital.id


Kolom Komentar
Berita Terkait

Copyright 2024. All Right Reserved

@omaidigital.id

MENULIS sesuai FAKTA, MENGABARKAN dengan NURANI

Istagram dan Youtube: