![]() |
Ikatan Apoteker Indonesia diharapkan ikut mendorong dan mewujudkan Kemandirian Kefarmasian Indonesia di masa datang. |
OMAIdigital.id- Kepala BPOM RI, Taruna Ikrar menekankan peran penting IAI (Ikatan Apoteker Indonesia) sebagai mitra strategis BPOM dalam melaksanakan tugas pengawasan obat dan makanan.
Peran apoteker sangat diperlukan sebagai tulang-punggung dari sistem regulatori obat yang efektif dan berkualitas.
Peran IAI terutama sangat penting dalam hal pembinaan dan pengembangan kompetensi sumber daya manusia (SDM) apoteker Indonesia.
Terlebih saat ini, ketika Indonesia tengah berupaya mewujudkan kemandirian di bidang pengembangan dan produksi produk kefarmasian. Proses penggunaan alat teknologi kesehatan dan kefarmasian sangat terkait dengan kemampuan SDM Indonesia, yang mayoritas anggota IAI.
"Selama ini, Indonesia selalu menjadi konsumen, baik untuk ilmu, produk, dan teknologi. Sudah saatnya kita berubah menjadi lebih mandiri, tidak hanya menjadi konsumen, tetapi juga produsen.
Dalam konteks kefarmasian, mandiri dalam hal penyediaan bahan baku farmasi, tentunya perlu strategi yang tepat untuk mencapai tujuan tersebut. Dengan dukungan rekan-rekan IAI, diharapkan kemandirian ini bisa tercapai," ungkap Taruna Ikrar seperti dikutip di laman web BPOM.
Hal diatas disampaikan oleh Kepala BPOM RI, Taruna Ikrar saat menghadiri Pertemuan Ilmiah Tahunan (PIT) Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) Tahun 2024 yang berlangsung pada 29-31 Agustus 2024, di Lombok- Nusa Tenggara Barat.
Dengan tema "Weaving Progress: Integrating Pharmaceutical Sciences into the Global Health System," Kehadiran Kepala BPOM disambut oleh Ketua Umum Pengurus Pusat IAI, Noffendri Roestam.
"Selamat datang kepada Kepala BPOM, Bapak Taruna Ikrar. Silakan untuk memberikan keynote speech, sebagai perkenalan tentang apa point of view dari Bapak kepada kami para apoteker di masa depan," tutur Noffendri.
- Berita Terkait: OMAI Pada Persidangan Perubatan Tradisional Melayu Nusantara di Malaysia
- Berita Terkait: OMAI Fitofarmaka Masuk JKN untuk Kemandirian Obat
- Berita Terkait: Para Dokter Menyambut Baik Peresepan Obat Bahan Alam
Kepala BPOM menambahkan ketersediaan potensi perusahaan farmasi di Indonesia sangatlah besar untuk menopang kebutuhan penduduk Indonesia yang saat ini berada di angka 280-an juta jiwa.
"Diperkirakan dalam 15 tahun ke depan akan tembus ke angka 300 juta jiwa. Kalau usaha farmasi masih kecil, maka kita akan sangat tergantung dengan sumber daya dari negara lain, padahal dapat kita gapai kemandirian sumber daya dengan potensi yang kita miliki," ungkap Taruna.
Selanjutnya, Taruna Ikrar memaparkan mengenai mandat yang diberikan kepada dirinya pasca dilantik untuk jabatan Kepala BPOM. Salah satunya adalah mempermudah akses obat yang dibutuhkan di dalam negeri untuk lebih terjangkau bagi masyarakat.
Termasuk upaya yang sedang dilakukan BPOM dalam menuju status sebagai WHO Listed Authority (WLA) agar Indonesia mempunyai posisi yang setara di dunia global. Dukungan dan peran aktif IAI juga sangat diperlukan demi terwujudnya misi-misi tersebut. Redaksi OMAIdigital.id