Dukung Kemandirian Farmasi Nasional, Pemerintah Fasilitasi Change Source Bagi Industri Farmasi
Tanggal Posting : Rabu, 27 Maret 2024 | 09:16
Liputan : Redaksi OMAIdigital.id - Dibaca : 183 Kali
Dukung Kemandirian Farmasi Nasional, Pemerintah Fasilitasi Change Source Bagi Industri Farmasi
Change source adalah langkah dari Kementerian Kesehatan untuk memprioritaskan produk dalam negeri dalam produksi bahan baku obat.

OMAIdigital.id- Pemerintah memfasilitasi change source bagi industri farmasi guna mendukung kemandirian farmasi nasional. Change source tersebut diberlakukan untuk obat-obat yang wajib bio-equivalent yang paling banyak dibutuhkan di Indonesia.

Adapun change source adalah langkah dari Kementerian Kesehatan untuk memprioritaskan produk dalam negeri dalam produksi bahan baku obat.

Wakil Menteri Kesehatan, Dante Saksono Harbuwono dalam rapat bersama Komisi IX DPR RI yang disiarkan di kanal YouTube TVR Parlemen di Jakarta pada Senin 25 Maret 2024 mengatakan bahwa, "pemerintah memberikan fasilitasi chain source untuk meningkatkan kebutuhan bahan baku obat dalam negeri, 7 bahan baku obat difasilitasi dengan change source, 41 total industri formasi difasilitasi dengan chain source tersebut."

Dikutip dari antaranews.com, dalam kesempatan itu, dia juga menjelaskan sejumlah capaian lain dalam ketahanan kesehatan nasional, seperti kemandirian obat, vaksin, dan alat kesehatan, per 2023.

Menurutnya, delapan dari 10 bahan baku obat sudah diproduksi, 10 dari 14 antigen vaksin program sudah dijalankan, dan enam dari 10 produk biologi telah diproduksi.

"Kemudian delapan dari 10 alat kesehatan terbesar telah diproduksi di Indonesia, sedangkan satu pengembangan CT scan dan MRI sedang dalam proses di dalam blueprint di beberapa waktu yang akan datang," ujarnya.

Dante menambahkan, selain obat-obat kimiawi, saat ini mereka juga mengembangkan mengembangkan bahan baku obat fitofarmaka di dalam negeri. Adapun fitofarmaka adalah obat tradisional dari bahan alami yang pembuatannya terstandarkan dan memenuhi kriteria ilmiah.

"Ada 22 obat fitofarmaka yang sudah dalam proses penilaian evaluasi ilmiah melalui uji praklinik dan uji klinik," dia menuturkan.

Selain dalam industri farmasi dan peralatan, kata dia, Kementerian Kesehatan juga mengembangkan ketahanan kesehatan di bidang sumber daya manusia, salah satunya dengan membentuk tenaga cadangan kesehatan.

"Dan tenaga cadangan kesehatan ini bisa kami sampaikan adalah satu-satunya program tenaga cadangan kesehatan yang ada di Asia Tenggara," katanya.

Dia menjelaskan bahwa mereka telah merekrut tenaga cadangan kesehatan tersebut. Sehingga, ujarnya, ketika ada bencana, baik bencana alam maupun non-alam, mereka segera dikirim ke tempat-tempat tersebut.

"Misalnya banjir, akan dikirim dokter penyakit dalam dahulu. Misalnya gempa, akan dikirim dokter ortopedi dahulu pada minggu pertama, minggu kedua akan dikirim berkaitan dengan penyakit yang dominan di daerah bencana tersebut untuk penyakit penular dan sebagainya," katanya. Redaksi OMAIdigital.id


Kolom Komentar
Berita Terkait

Copyright 2024. All Right Reserved

@omaidigital.id

MENULIS sesuai FAKTA, MENGABARKAN dengan NURANI

Istagram dan Youtube: