Aneurisma otak adalah munculnya pembengkakan atau penonjolan pada pembuluh darah di otak. |
OMAIdigital.id- Aneurisma Serebral atau Aneurisma Intrakranial atau juga dikenal sebagai Aneurisma otak adalah munculnya pembengkakan atau penonjolan pada pembuluh darah di otak.
Aneurisma umumnya tampak seperti buah beri yang menggantung. Bila pembuluh darah tersebut robek, gejala yang timbul bisa berupa sakit kepala yang parah hingga penurunan kesadaran.
Penyebab Aneurisma Otak
Dikutip dari website mayapada hospital, penyebab seseorang terkena Aneurisma Otak sampai dengan saat ini belum dapat dipastikan. Namun ada beberapa faktor yang diduga dapat meningkatkan risiko terjadinya aneurisma otak, seperti:
- Menderita tekanan darah tinggi (hipertensi)
- Berusia antara 30 - 60 tahun
- Berjenis kelamin perempuan, terutama yang sudah menopause
- Memiliki riwayat cedera kepala
- Mengonsumsi minuman beralkohol secara berlebihan
- Memiliki kebiasaan merokok
- Memiliki keluarga dengan aneurisma otak
Selain faktor-faktor tersebut ada beberapa penyakit yang bisa meningkatkan aneurisma otak yaitu penyakit ginjal polikistik, koartasio aorta, malformasi arteri-vena, sindrom ehlers-danlos, dan sindrom marfan.
- Berita Terkait: Tiga Perusahaan Dexa Group Mendapat Penghargaan Menkes, Komitmen Dukung Kemandirian Farmasi Nasional
- Berita Terkait: UU Kesehatan dan Optimalisasi Pemanfaatan Obat Herbal Berbasis Evidence Base di Pelayanan Kesehatan
- Berita Terkait: Tingkatkan Penggunaan Fitofarmaka di Pelayanan Kesehatan, Kementerian Kesehatan Sosialisasikan RKO
Gejala Aneurisma Otak
Aneurisma otak yang masih berukuran kecil dan belum pecah sering kali tidak menimbulkan gejala. Namun, seiring ukuran aneurisma membesar, penderita bisa mengalami berbagai keluhan, seperti nyeri di sekitar mata, mati rasa di salah satu sisi wajah, sakit kepala, kesulitan berbicara, gangguan keseimbangan, sulit berkonsentrasi, penurunan daya ingat, dan gangguan penglihatan.
Aneurisma otak yang makin membesar bisa pecah dan menimbulkan perdarahan di otak. Gejala pecahnya aneurisma otak dapat berupa:
- Sakit kepala parah
- Pandangan kabur atau penglihatan ganda
- Mual dan muntah
- Lemah ataulumpuhdi salah satu sisi tubuh atau tungkai
- Sulit berbicara
- Sulit berjalan
- Kelopak mata turun (ptosis)
- Kejang
- Penurunan kesadaran
Kapan harus ke dokter?
Untuk memastikan diagnosis, dokter akan meminta pasien untuk menjalani beberapa pemeriksaan penunjang, seperti:
- MRI, untuk melihat dan mendeteksi aneurisma otak yang belum pecah
- CT scan, untuk melihat kondisi perdarahan di otak akibat pecah atau bocornya aneurisma otak
- Angiografi otak dengan CT scan (CTA) atau MRI (MRA), untuk melihat kelainan di pembuluh darah otak, termasuk mendeteksi aneurisma otak
"Pentingnya pola hidup sehat dan rutin melakukan pemeriksaan kesehatan tahunan memiliki peran penting dalam mendeteksi dini serta mencegah pecahnya Aneurisma otak. Jangan abaikan gejala ringan yang muncul dan segera hubungi tenaga kesehatan terdekat," kata dr. Thomas Henry B. Prawira B, Sp.N, Dokter Spesialis Saraf & Otak dari Mayapada Hospital Tangerang (MHTG). Redaksi OMAIdigital.id